优游国际

"Kami ingin nama besar WR Supratman tetap terjaga dan tidak dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu," jelas Indraputra.

Pernyataan ini sejalan dengan amanah dari Roekiyem Soepratijah kepada keluarga Anthony C Hutabarat dan Agustiani.

Amanah tersebut menekankan pentingnya menjaga sejarah dan riwayat hidup WR Supratman agar tidak simpang siur.

Baca juga: Keluarga WR Supratman Klarifikasi soal Dualisme Yayasan dan Antea Putri Turk

Lagu "Indonesia Tjantik" dan Pro-Kontra yang Muncul

Antea Putri Turk baru-baru ini memperkenalkan lagu "Indonesia Tjantik" pada peringatan Hari Musik Nasional, 9 Maret 2025, melalui akun Instagram Gerakan Persatuan Indonesia WR Soepratman.

Lagu ini diklaim sebagai karya WR Supratman yang ditemukan dalam bentuk lirik pada Oktober 2023.

"Beliau berusia 21 tahun saat menciptakan lagu ini. Lagu ini baru ditemukan dan hanya ada liriknya. Saya kemudian membuat melodi yang sesuai dengan zaman waktu itu, era Hindia Belanda," ungkap Antea dalam video yang diunggah di akun @gpiwrsoepratman.

Antea Putri Turk sendiri merupakan penyanyi muda berbakat yang telah meraih penghargaan internasional sebagai Leading Soprano dan solis paduan suara TRCC (The Resonanz Children Choir).

Ia juga dikenal sebagai pemain biola, piano, dan gitar.

Baca juga: Alasan Keluarga Tak Ingin Antea Putri Turk Dompleng Nama Cicit WR Supratman

Namun, perkenalannya dengan lagu "Indonesia Tjantik" justru menuai kontroversi. Pihak keluarga WR Supratman menyatakan keberatan dengan penggunaan nama WR Supratman oleh Antea karena dianggap tidak sesuai dengan silsilah keturunan langsung.

Keluarga dan pihak yayasan berharap agar nama WR Supratman tetap dihormati dan tidak disalahgunakan. Mereka menekankan bahwa menjaga nama baik WR Supratman adalah tanggung jawab bersama.

"Kami tidak ingin nama besar WR Supratman disalahgunakan. Meskipun seseorang berprestasi, sebaiknya tidak menggunakan nama keluarga atau mengklaim sebagai keturunan langsung jika itu tidak sesuai fakta," tegas Indraputra.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ady Prawira Riandi | Editor: Ira Gita Natalia Sembiring)