KOMPAS.com - Sebuah insiden menarik perhatian publik ketika sebuah video viral menunjukkan penumpang kereta api (KA) Serayu yang turun di persilangan rel untuk membeli jajanan pada hari Minggu, 12 Januari 2025.
Kejadian ini terjadi di lokasi di mana kereta tersebut berhenti, memberikan kesempatan bagi penumpang untuk menikmati kuliner yang tersedia di pasar lokal.
Namun, keesokan harinya, unggahan yang merekam momen tersebut telah dihapus oleh pemilik akun.
Melalui akun resmi media sosial X, KAI memberikan klarifikasi mengenai insiden ini, menyatakan bahwa kejadian itu berlangsung di persilangan antara KA Serayu yang menghubungkan Pasarsenen dan Purwokerto dengan KA Argo Parahyangan dari Bandung ke Gambir, tepatnya dekat Stasiun Sasaksaat di Cipatat, Bandung Barat.
Baca juga: Ramai soal Penumpang KA Turun di Persilangan Rel untuk Jajan, Ini Kata KAI
Banyak warganet yang mengekspresikan kekhawatiran akan keselamatan penumpang dalam situasi ini
Sementara sebagian lainnya melihat sisi positif dari fenomena tersebut yang dapat meningkatkan ekonomi pedagang kaki lima di area sekitar.
Menanggapi isu ini, Ayep Hanapi, Manajer Humas Daop 2 Bandung, menjelaskan bahwa video tersebut merekam kejadian lama.
Sebelumnya, KA Serayu memang rutin berhenti di Stasiun Sasaksaat selama sekitar sembilan menit untuk bersilangan dengan KA Argo Parahyangan.
Namun, mulai 25 Desember 2024, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah melakukan perubahan pada jadwal operasi kereta untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang.
Baca juga: Viral Video Penumpang dan Kondektur Jajan di Kuliner Dadakan Stasiun Sasaksaat, Ini Penjelasan KAI
Kini, KA Serayu hanya berhenti selama dua menit di persilangan tersebut.
"Saat ini, sudah tidak ada penumpang yang turun untuk berbelanja di Stasiun Sasaksaat," tegas Ayep. Ia mengatakan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Di sisi lain, saat ditanya mengenai dampak perubahan operasi terhadap pedagang di Stasiun Sasaksaat, Ayep menekankan bahwa itu bukanlah tanggung jawab KAI.
Dia menyatakan bahwa para pedagang tersebut beroperasi di luar area stasiun dan mengibaratkan situasi mereka dengan peribahasa, "Ada gula ada semut," yang menggambarkan keterkaitan antara kesempatan dan respons masyarakat.
Ayep mengingatkan bahwa sebelumnya, saat KA Serayu berhenti lebih lama, para pedagang bisa memanfaatkan momen tersebut untuk menarik perhatian penumpang.
Namun, saat ini, fenomena tersebut sudah tidak terjadi lagi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Alinda Hardiantoro | Editor: Resa Eka Ayu Sartika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.