Aksi kekerasan yang terjadi selama tiga hari, yakni 6 hingga 9 April 2025 itu, menewaskan belasan warga sipil dan menyita perhatian nasional. Update terakhir, ada satu jenazah lagi yang ditemukan hingga total korban tewas sebanyak 13 orang.
Kepala Polda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri melalui Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin menyatakan bahwa saat ini aparat masih memprioritaskan proses evakuasi dan penyelamatan korban selamat, sebelum masuk pada tahapan penegakan hukum secara menyeluruh.
"Kami masih fokus pada evakuasi dan penyelamatan korban yang selamat. Penegakan hukum sedang dilakukan secara intensif menggunakan berbagai sumber untuk mengidentifikasi pelaku," ujar Patrige kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (12/4/2025).
KKB Klaim Bertanggung Jawab
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) — sebutan aparat terhadap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) — telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.
Kendati demikian, polisi belum dapat memastikan identitas para pelaku karena minimnya bukti dan keterangan saksi yang mengenali secara langsung.
"Memang ada beberapa kelompok yang mengatakan bahwa merekalah penanggung jawab atau pelakunya lewat media sosial, tetapi bagi kami itu bukanlah suatu alat bukti. Pada dasarnya, keterangan saksi dan alat bukti yang ditemukan di TKP itulah menjadi patokan," jelas Patrige.
Berdasarkan keterangan saksi, para pelaku menggunakan senjata tajam seperti parang, kapak, dan panah saat melakukan penyerangan terhadap para pendulang.
Kapolda menegaskan bahwa aparat keamanan tetap bekerja maksimal demi mengungkap kasus ini dan menjamin rasa aman bagi warga setempat.
"Kami mohon kesabaran dari masyarakat karena proses penyelidikan masih berlangsung," tambahnya.
12 Jenazah Berhasil Diidentifikasi
Tim gabungan dari Tim Kedokteran Kepolisian (Dokkes), Disaster Victim Identification (DVI) Polri, RS Bhayangkara, dan RSUD Dekai telah berhasil mengidentifikasi 12 jenazah korban pembantaian oleh KKB.
Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa seluruh jenazah telah dievakuasi ke rumah sakit dan proses identifikasi telah selesai dilakukan.
"Dari 12 jenazah ini telah diidentifikasi oleh Tim Dokkes, DVI Polri, dan RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, identitasnya masing-masing korban," ujar Faizal, Minggu (13/4/2025).
Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan bijak dalam menyikapi informasi. Jangan mudah terprovokasi oleh narasi menyesatkan. Aparat keamanan terus bekerja maksimal demi menjamin keselamatan warga,” ujar Yusuf.
Satgas juga memastikan proses evakuasi korban selamat akan terus dilakukan dan informasi resmi akan diperbarui secara berkala.
OPM Akui Pembantaian 12 Pendulang
Sebelumnya, juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, mengaku telah menerima laporan dari Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak, bahwa pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap para pendulang.
Dalam laporan tersebut, Elkius Kobak menyebut aksi pembantaian dilakukan selama tiga hari sejak 6 hingga 8 April 2025, dengan bantuan kelompok bersenjata dari Kodap III Ndugama Derakma.
"Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa," kata Sebby Sambom kepada Tribun-Papua.com, Selasa (8/4/2025) malam.
Elkius menuduh para korban adalah aparat militer yang menyamar sebagai pendulang emas.
Berikut daftar lengkap nama 12 pendulang emas yang menjadi korban pembantaian di Yahukimo:
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Kapolda Papua: Belum Ada Tersangka Kasus Pembunuhan 12 Pendulang Emas di Yahukimo
/sulawesi-selatan/read/2025/04/14/073300888/polisi-belum-tetapkan-tersangka-pembantaian-12-pendulang-emas