优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

6 Peninggalan Zaman Neolitikum

Neolitikum disebut juga zaman Batu Muda atau zaman Batu Baru.

Zaman Neolitikum disebut zaman Batu Baru karena manusia purba telah memiliki kemampuan untuk menghaluskan peralatan dari batu yang mereka buat.

Pada zaman ini, terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dalam peradaban manusia, yakni terjadi perubahan dari kehidupan berburu dan meramu (food gathering) menjadi membuat makanan sendiri (food producing).

Selain itu, ciri-ciri zaman Neolitikum lainnya adalah masyarakatnya telah hidup menetap, mampu bercocok tanam, beternak, dan mengenal sistem kepercayaan.

Kehidupan manusia purba di masa itu dapat diketahui dari benda yang ditemukan pada zaman Neolitikum.

Berikut ini enam benda peninggalan zaman Neolitikum.

Beliung Persegi

Salah satu nama alat yang terkenal pada zaman Neolitikum adalah kapak persegi atau beliung persegi.

Kapak persegi berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk trapesium.

Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau cangkul, bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti bentuk cangkul zaman sekarang. Sementara itu, yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah.

Penyebaran kapak persegi atau beliung persegi terutama di Kepulauan Indonesia bagian barat, seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

Di luar Indonesia, kapak persegi zaman Neolitikum ditemukan di Malaysia, Thailand, Vietnam, China, Jepang, Taiwan, Filipina, dan Polinesia.

Kapak lonjong

Selain kapak persegi, alat pendukung kebudayaan Neolitikum yang ditemukan dalam jumlah besar adalah kapak lonjong.

Nama kapak lonjong berasal dari bentuk penampang alat ini yang berbentuk lonjong.

Bentuk keseluruhan alat ini lonjong sepeti bulat telur, di mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan bagian ujung yang bulat diasah hingga tajam.

Kapak lonjong mempunyai berbagai macam ukuran, yang besar disebut walzenbeil, sedangkan yang kecil dinamai kleinbeil.

Di Indonesia, penyebaran kapak lonjong terutama di wilayah bagian timur, seperti di daerah Sulawesi, Maluku, Flores, dan Papua.

Sedangkan di luar Indonesia, kapak lonjong ditemukan di Myanmar, China, Manchuria, Taiwan, Jepang, Filipina, dan India.

Secara umum, kapak lonjong digunakan sebagai alat bercocok tanam, khususnya jenis walzenbeil atau yang berukuran besar.

Sedangkan kleinbeil berfungsi sebagai wasiat atau pusaka yang mengandung unsur mistis dan tidak digunakan sebagai alat perkakas.

Mata panah

Mata panah merupakan peninggalan zaman Neolitikum yang mencerminkan penghidupan berburu.

Di Indonesia, tempat penemuan mata panah yang penting berada di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Bentuk mata panah di Jawa Timur umumnya segitiga dengan basis bersayap dan cekung.

Mata panah dari batu gamping itu biasanya berukuran panjang 3-6 cm, lebar basis 2-3 cm, dan ketebalan sekitar 1 cm.

Di Sulawesi Selatan, mata panah umumnya dibuat dari batu kalsedoon dan kuarsa. Bentuknya cukup beda, yakni lebih kecil dan tipis, serta tajamannya bergigi.

Gerabah

Penyelidikan arkeologi membuktikan bahwa benda-benda gerabah telah dikenal pada masa bercocok tanam, yang bersamaan dengan zaman Neolitikum.

Di Indonesia, peninggalan benda Neolitikum ini ditemukan di Jawa dan Sulawesi.

Pada masa ini, teknik pembuatan gerabah masih sangat sederhana, segala sesuatunya dikerjakan dengan tangan.

Alat pemukul kulit kayu

Alat pemukul kulit kayu zaman Neolitikum juga sering disebut batu ike, yang biasanya dipakai untuk membuat pakaian dari kulit kayu.

Penemuan alat ini menunjukkan bahwa pada zaman Neolitikum pakaian sudah diproduksi secara mandiri.

Bentuk pakaian zaman Neolitikum tentunya masih sangat sederhana.

Di Indonesia, alat pemukul kulit kayu ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi Tengah.

Saat ini, alat pemukul kulit kayu bahkan masih digunakan oleh masyarakat Sulawesi dan Papua.

Perhiasan

Di Indonesia perhiasan zaman Neolitikum pernah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Perhiasan yang ditemukan umumnya berupa gelang dari batu dan kulit kerang, serta kalung dari batu indah.

Di luar Indonesia, perhiasan berupa gelang batu ditemukan di Jepang, Korea, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Taiwan.

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia Jilid I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

/stori/read/2024/12/05/235000879/6-peninggalan-zaman-neolitikum

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke