优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

Suku Bangsa di Kepulauan Bangka Belitung

Kepulauan Bangka Belitung dulunya termasuk wilayah administratif Provinsi Sumatera Selatan.

Kemudian, pada 2000, Kepulauan Bangka Belitung memekarkan diri menjadi provinsi sendiri dengan ibu kota di Pangkalpinang.

Luas wilayah Kepulauan ini mencapai 16.424 km2, dengan kepemilikan delapan kota atau kabupaten.

Di antara delapan kabupaten-kota tersebut, Bangka Selatan adalah kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar, yakni 3.607 km2.

Kepulauan Bangka Belitung memiliki jumlah penduduk lebih dari 1,437 juta.

Dari jumlah penduduk sebesar itu, Kepulauan Bangka Belitung memiliki beragam suku yang turut mendiami luas wilayah tersebut.

Suku yang mendiami Bangka Belitung sangat beragam, baik suku asli Bangka Belitung itu sendiri, ataupun suku-suku pendatang.

Dari banyaknya suku yang mendiami Bangka Belitung, populasi suku yang paling mendominasi adalah Melayu.

Berikut ini suku bangsa yang mendiami kawasan Kepulauan Bangka Belitung, baik suku bangsa asli maupun pendatang.

Suku Bangsa Melayu

Suku Melayu adalah salah satu suku yang merupakan penduduk asli dari Bangka Belitung, khususnya di Kota Pangkalpinang.

Dikutip dari buku Hubungan Antar Suku Bangsa di Kota Pangkalpinang, yang ditulis oleh Evawarni, Suku Melayu adalah kelompok sosial asli yang menempati sebagian besar wilayah Bangka Belitung.

Akan tetapi, lambat laun, populasi suku di Kota Pangkalpinang juga beragam, dan sudah tercampur dengan suku-suku lain dari luar Bangka Belitung.

Suku Bangsa Sawang

Suku Sawang merupakan salah satu suku asli di Kepulauan Bangka Belitung yang lumayan eksis dengan budayanya.

Suku asli ini juga memiliki julukan dengan nama Suku Laut karena mereka banyak beraktivitas di laut.

Kelompok ini juga kerap dijuluki sebagai orang perahu, karena hidupnya berada di atas perahu bersama keluarganya.

Karena hidup di atas perahu, mereka cenderung berpindah-pindah layaknya suku laut di wilayah lainnya.

Dalam interaksinya, mereka menggunakan bahasa Melayu. Namun, dialek mereka sangat berbeda dengan dialek orang-orang Bangka Belitung pada umumnya.

Suku Bangsa China

Suku China juga memiliki populasi yang cukup banyak. Terlebih, mereka juga banyak menjalin hubungan keluarga dengan Suku Melayu.

Sejarah banyaknya populasi orang-orang keturunan China di Bangka Belitung bermula sejak masa kepemimpinan Kesultanan Palembang Darussalam.

Ketika pada masa itu, kesultanan banyak mendatangkan tenaga kerja dari China untuk membantu aktivitas pertambangan timah di Bangka Belitung.

Orang-orang Cina memiliki hubungan yang dekat dan baik dengan penduduk lokal Bangka Belitung.

Suku Bangsa Bugis

Orang-orang Bugis yang merupakan suku bangsa asli dari Sulawesi, juga banyak mendiami wilayah Bangka Belitung.

Masifnya kedatangan Suku Bugis ke Bangka Belitung tentunya dipengaruhi dari karakteristik masyarakatnya yang dikenal suka menjelajah.

Terdapat berbagai versi tentang sejarah masuknya orang-orang dari Suku Bugis ke Kepulauan Banhka Belitung.

Pertama, orang Bugis mulai marak masuk ke Bangka Belitung pada masa pemerintahan kolonial bersamaan dengan eksploitasi timah di daerah itu.

Kedua, ada teori yang menyatakan bahwa orang-orang Bugis telah marak masuk ke Bangka Belitung jauh sebelum itu.

Teori itu berdasarkan karakteristik Suku Bugis yang suka menjelajah, ditambah fakta Bangka Belitung dikelilingi laut.

Suku Bangsa Jawa

Suku Jawa atau juga kerap disebut sebagai orang Jawa, juga merupakan suku yang turut mendiami kawasan Bangka Belitung.

Kedatangan orang-orang Jawa di Bangka Belitung diperkirakan terjadi sejak masa Kerajaan Sriwijaya, tetapi kala itu belum terlalu signifikan.

Dahulu, Bangka Belitung termasuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Kekuasaan Sriwijaya di Bangka Belitung dibuktikan dengan keberadaan beberapa peninggalan, salah satunya adalah Prasasti Kota Kapur.

Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka dengan angka tahun 608 C atau 686 Masehi.

Prasasti itu ditulis menggunakan aksara Pallawa dan menggunakan Bahasa Melayu Kuno. Ini merupakan merupakan prasasti pertama yang menjadi bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

Adapun mulai maraknya kedatangan orang Jawa ke Bangka Belitung bermula ketika kekalahan Kerajaan Sriwijaya pada kisaran abad ke-13.

Takluknya Sriwijaya pada masa itu membuat banyak penduduk Jawa pindah ke Bangka Belitung.

Beberapa alasan kuat mengapa orang Jawa berdatangan ke Bangka Belitung adalah sempitnya lapangan pekerjaan dan minimnya kepemilikan tanah di Jawa.

Sementara itu, di Bangka Belitung, sebagian besar luas tanah pada masa itu, masih tergolong kosong dan belum dikelola.

Referensi:

Evawarni. (2009). Hubungan Antar Suku Bangsa di Kota Pangkalpinang. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang.

Anggara, S. (2018). Pelestarian budaya suku sawang di kabupaten belitung timur. Panggung, 28(3), 298236.

/stori/read/2023/03/11/190000779/suku-bangsa-di-kepulauan-bangka-belitung

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke