Perang Aceh adalah pertempuran yang berlangsung antara rakyat Aceh melawan Belanda.
Meskipun Kesultanan Aceh memutuskan menyerah pada 1904, perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda masih terus berlanjut hingga tahun 1914.
Lantas, mengapa Perang Aceh berlangsung begitu lama?
Kegigihan perjuangan rakyat Aceh
Alasan Perang Aceh berlangsung begitu lama salah satunya karena kegigihan perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda.
Disebutkan bahwa Aceh mencoba berbagai macam taktik untuk melawan musuhnya, seperti taktik perang gerilya.
Perang gerilya adalah strategi militer untuk berperang dengan cara bersembunyi, berpindah tempat secara cepat dan senyap.
Tujuan taktik perang gerilya dilakukan adalah memecah konsentrasi musuh.
Dalam perang Aceh, taktik perang gerilya baru digunakan pada 1881, yang dipimpin oleh Teuku Umar sampai akhir masa pertempuran tahun 1904.
Rakyat Aceh menggunakan taktik perang gerilya dengan cara bersembunyi sehingga sulit ditemukan oleh pihak musuh.
Selain itu, penerapan taktik perang gerilya juga menjadi lebih efektif karena didukung oleh kondisi lingkungan alam sekitar yang bergunung-gunung dan dikelilingi hutan lebat sehingga memudahkan rakyat Aceh untuk bersembunyi dan berlindung dari Belanda.
Taktik ini pun berhasil membuat Belanda kewalahan dan semakin sulit menaklukkan wilayah Aceh.
Belanda minim informasi
Kemudian, alasan lain yang membuat perang Aceh berlangsung begitu lama adalah minimnya informasi yang dimiliki Belanda sehingga sulit menangkap masyarakat Aceh.
Untuk menghadapi taktik perang gerilya, Belanda sempat menerapkan strategi konsentrasi stelsel dengan cara memusatkan pasukan supaya lebih terkumpul.
Namun, cara ini masih belum dianggap efektif untuk bisa menangani rakyat Aceh.
Maka dari itu, dilakukan strategi lain agar bisa mendapat informasi lebih dalam tentang rakyat Aceh dengan cara mengirimkan salah seorang Penasehat Urusan Pribumi asal Belanda bernama Snouck Hurgronje.
Hurgronje menyamar selama dua tahun untuk mengkaji seluk beluk kehidupan sekaligus semangat perjuangan rakyat Aceh.
Berdasarkan penelitiannya, Hurgronje menyamar menggunakan nama Abdul Gafar.
Dia pun mendapat informasi bahwa kekuatan utama Aceh terletak pada para ulama.
Seusai mendapat informasi tersebut, Belanda langsung menerapkan siasat baru, termasuk membentuk Korps Marchausse.
Korps Marchausse adalah pasukan yang terdiri dari rakyat pribumi yang berada di bawah pimpinan opsir-opsir Belanda.
Setelah berperang selama lebih dari 30 tahun, akhirnya Belanda berhasil mematahkan strategi perang gerilya dengan siasatnya tersebut.
Perang Aceh berakhir pada 1904, tetapi semangat juang rakyatnya masih terus berlanjut hingga masa pendudukan Jepang.
Referensi:
/stori/read/2022/10/06/160000579/mengapa-perang-aceh-berlangsung-begitu-lama-