KOMPAS.com – Tumbuhan dapat tumbuh karena keberadaan jaringan meristem apikal. Perkembangan meeristem apikal pada tumbuhan disimpulkan dalam teori histogen.
Teori Histogen dinyatakan oleh seorang ahli botani asal Jerman bernama Johannes von Hanstein pada tahun 1868.
Teori Histogen Hanstein mengusulkan bagaimana pertumbuhan tumbuhan terjadi karena keberadaan meristem apikal.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, teori histogen menyatakan bahwa tiga jaringan utama akar dan pucuk (silinder vaskular, korteks, dan epidermis) berasal dari tiga kelompok sel awan atau histogen pada meristem apikal.
Baca juga: Jaringan Meristem: Struktur, Fungsi, dan Ciri-cirinya
Artinya, secara keseluruhan tumbuhan terbentuk dari histogen atau tiga zona sel meristematik yang berbeda (bukan hanya dari satu jaringan meristem apikal saja).
Dilansir dari Biology Discussion, histogen pada pucuk dan akar terdiri dari tiga zona meristematik yatu dermatogen, perible, dan juga plerome.
Ketiga histogen tersebut bertanggung jawab dalam pertumbuhan tumbuhan dan membentuk berbagai jaringan yang berbada pada tumbuhan.
Dermatogen adalah histogen yang pertama. Dermatogen akan membentuk lapisan terluar tumbuhan, yaitu jaringan epidermis.
Baca juga: Soal UAS Biologi: Jaringan Dewasa pada Tumbuhan
Perible adalah histogen yang kedua. Histogen akan membentuk lapisan di bawah epidermis, yaitu endodermis dan juga korteks.
Adapun, histogen yang terakhir adalah plerome. Plerome akan membentuk jaringan inti tumbuhan yang disebut dengan silinder vaskular atau stele.
Silinder vaskular adalah bagian tengah atau inti dari akar dan juga batang.
Dilansir dari Biology LibreTexts, dalam silinder vaskular terdapat pembuluh xilem dan juga floem yang berperan penting dalam transportasi zat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.