KOMPAS.com – Asas wawasan nusantara merupakan sebuah ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan oleh semua penduduk negara Indonesia.
Asas wawasan nusantara diperlukan agar semua penduduk negara Indonesia tetap taat dan setia terhadap komponen pembentuk bangsa Indonesia (aspek alamiah dan aspek sosial).
Lebih lanjut, Damri dan Fauzi Eka Putra dalam bukunya yang berjdul Pendidikan Kewarganegaraan (2020), menjelaskan bahwa ada enam asas wawasan nusantara, yaitu:
Ketika masih dijajah oleh pihak kolonial Belanda, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi para penjajah demi memperoleh kemerdekaan dan kebebasan.
Untuk saat ini, bangsa Indonesia tidak lagi menghadapi penjajahan fisik, masalah yang dihadapi saat ini lebih mengarah pada adu domba untuk memecah belah bangsa.
Baca juga: Asal Kata Wawasan Nusantara dan Arti Bagi Bangsa Indonesia
Meskipun bentuk masalahnya berbeda, kepentingan bangsa Indonesia tetap sama, yaitu berusaha mengatasi masalah tersebut demi memperoleh rasa aman dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Asas keadilan merujuk pada kesesuaian pembagian hasil (kekayaan Indonesia) dengan adil, baik itu untuk perorangan, golongan, kelompok, maupun daerah.
Asas kejujuran merujuk pada keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai dengan realitas dan ketentuan yang berlaku.
Asas solidaritas merujuk pada kegiatan berupa kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa harus meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
Baca juga: Aspek Trigatra dalam Wawasan Nusantara
Asas kerja sama berhubungan dengan adanya koordinasi dan saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan kerja kelompok, baik itu kelompok kecil maupun besar sehingga tercipta sinergi yang lebih baik.
Dalam buku Kewarganegaraan & Masyarakat Madani (2019) karya Heri Herdiawanto dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa asas kesetiaan berhubungan dengan kesetiaan terhadap kesepakatan bersama tentang bangsa Indonesia.
Kesepakatan bersama tersebut meliputi kesepakatan yang mulai dirintis dari Budi Oetomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangat penting dan akan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan. Apabila kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.
Baca juga: Aspek Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.