KOMPAS.com - Menulis teks persuasi seperti menjadi pengacara yang memperdebatkan kasus di hadapan juri.
Penulis mengambil sikap atas suatu masalah, baik memihak ataupun bertentangan dan membangun argumen sekuat mungkin untuk memenangkan pembaca.
Dalam teks atau karangan persuasi, tugas penulis adalah meyakinkan pembaca untuk menerima sudut pandang tertentu atau mengambil tindakan tertentu.
Teks persuasi membutuhkan penelitian yang baik, kesadaran akan bias pembaca, dan pemahaman yang kuat dari kedua sisi masalah.
Lebih jauh, karangan persuasi yang baik menunjukkan tidak hanya mengapa pendapat penulis itu benar, tetapi juga mengapa pandangan yang berlawanan salah.
Baca juga:
Istilah persuasi berasal dari bahasa Inggris persuasion yang diturunkan dari kata to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan.
Persuasi berkaitan dengan perkara memengaruhi orang lain melalui bahasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan perbedaan kata persuasi (kata benda) dan persuasif (kata sifat).
Persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya; bujukan halus; imbauan.
Persuasif adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin).
Persuasi juga berarti karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.
Baca juga:
Dalam KBBI, teks mempunyai beberapa pengertian:
Dengan demikian dapat diketahui definisi teks persuasi menurut KBBI.
Teks persuasif adalah teks yang fungsi utamanya memengaruhi pendapat, perasaan dan perbuatan pembaca.
Teks persuasif adalah teks apa pun di mana tujuan utamanya adalah untuk menyajikan sudut pandang dan berupaya membujuk pembaca.
Baca juga:
Setiap tulisan memiliki tujuan. Tujuan dari teks persuasif adalah untuk meyakinkan pembaca untuk percaya atau melakukan sesuatu.
Teks persuasif harus memberikan bukti spesifik dan meyakinkan.
Penulis perlu mendapatkan informasi tentang topik yang ingin disampaikan dan melakukan riset tentang hal itu menggunakan sumber yang sah.
Dikutip dari Keterampilan Dasar Menulis (2004) karya Muhammad Yunus dan Suparno, teks persuasi adalah karangan yang ditujukan untuk memengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya.
Teks persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya bujuk, berdaya ajak, ataupun berdaya imbau.
Teks persuasi bertujuan untuk membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti imbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan penulis.
Imbauan implisit adalah ajakan yang dilakukan secara tersirat, terkandung halus, dan tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan.
Imbauan eksplisit adalah ajakan yang dilakukan secara gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit sehingga orang menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah.
Kesimpulannya, tujuan teks persuasi adalah:
Baca juga:
Minami Try Astuti dalam Yuk Ungkap Idemu Melalui Teks Persuasi hingga Teks Tanggapan (2019) menjelaskan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membujuk audiens, yaitu etika, emosi dan logika.
Etika berkaitan dengan perilaku sopan dan santun. Emosi berkaitan dengan perasaan audiens. Logika berkaitan dengan penjelasan yang masuk akal sehingga audiens yakin dan percaya dengan isi teks.
Selain itu, terdapat empat hal penting dalam meyakinkan pembaca melalui teks persuasi:
Baca juga: Pidato di Istana Negara Kemarin, Ini 4 Hal yang Disampaikan Megawati
Baca juga: Berharap Realisasi dari Pidato Hari Guru Nasional Nadiem Makarim...
Teks atau karangan persuasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Baca juga:
Terdapat empat jenis teks persuasi yaitu: