KOMPAS.com - Atmosfer Bumi telah melindungi kehidupan selama miliaran tahun.
Atmosfer membuat Bumi menjadi tempat yang tepat bagi evolusi untuk menghasilkan makhluk hidup yang kompleks, termasuk manusia.
Lapisan ozon memainkan peran penting dalam melindungi biosfer dari radiasi UV yang mematikan. Selain itu, magnetosfer juga melindungi Bumi.
Namun, seberapa efektifkah ozon dan magnetosfer dalam melindungi kita dari ledakan supernova yang dahsyat?
Setiap satu juta tahun, sebuah bintang masif meledak dalam jarak 100 parsec (326 tahun cahaya) dari Bumi.
Hal ini diketahui karena Tata Surya kita berada di dalam gelembung besar di luar angkasa yang disebut Gelembung Lokal.
Gelembung Lokal adalah wilayah ruang angkasa yang luas dengan kepadatan hidrogen jauh lebih rendah daripada di luar gelembung.
Serangkaian ledakan supernova dalam 10 hingga 20 juta tahun sebelumnya yang membentuk gelembung tersebut.
Supernova merupakan fenomena yang berbahaya, dan semakin dekat jarak suatu planet dengan supernova, maka semakin mematikan dampaknya.
Para ilmuwan telah berspekulasi mengenai dampak ledakan supernova terhadap Bumi, dan bertanya-tanya, apakah ledakan supernova dapat memicu kepunahan massal atau setidaknya kepunahan sebagian?
Pasalnya, semburan sinar gamma dan sinar kosmik supernova dapat menguras ozon Bumi, sehingga memungkinkan radiasi UV pengion mencapai permukaan planet.
Dampaknya juga dapat menciptakan lebih banyak partikel aerosol di atmosfer, meningkatkan cakupan awan, dan menyebabkan pendinginan global.
Terkait ini, sebuah artikel penelitian di Nature Communications Earth and Environment telah meneliti ledakan supernova dan pengaruhnya terhadap Bumi.
Baca juga: Supernova, Fenomena Ledakan Bintang di Akhir Hidupnya
Gelembung Lokal bukan satu-satunya bukti supernova keruntuhan inti (SNe) di dekat tata surya dalam beberapa juta tahun terakhir.
Ini juga dibuktikan dengan sedimen laut yang mengandung 60 Fe, sebuah isotop radioaktif besi dengan waktu paruh 2,6 juta tahun.