KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengajak seluruh orangtua, untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka.
Hal itu disampaikan Budi saat meresmikan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II, di RSUD Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
“Jangan lupa Bapak/Ibu anak-anak nya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” ucap Budi dilansir dari laman Sehat Negeriku, Rabu (3/8/2022).
Baca juga: Sekitar 1,7 Juta Anak Indonesia Belum Imunisasi Dasar Lengkap, Apa Dampaknya?
Menkes Budi berkata, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Di sisi lain, selama pandemi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis, sehingga terjadi kesenjangan imunitas.
Jika kesenjangan imunitas ini tidak segera dikejar, maka akan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang berpotensi menjadi beban ganda di tengah pandemi.
Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubela serta difteri di beberapa wilayah.
Berdasarkan data, ada lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.
Maka, untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kemenkes menggelar BIAN yang berlangsung dalam dua tahap.
Adapun tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.
Sementara tahap II dilaksanakan mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak rubella yang menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.
Pencanangan BIAN tahap II di Jawa Barat ini, disebut sebagai tanda dimulainya pelaksanaan imunisasi di seluruh wilayah di Jawa-Bali.
Pada kegiatan ini Budi dan Ridwan Kamil melakukan peninjauan layanan imunisasi anak, melakukan penetesan imunisasi polio pada anak, dan berinteraksi dengan anak dan orang tua.
Baca juga: IDAI Tegaskan Pentingnya Imunisasi Dasar untuk Cegah Penyakit Menular