Oleh: Kevin Duffy
MANUSIA adalah makhluk yang sangat visual. Hampir setengah dari otak kita fokus untuk memproses informasi visual. Bahkan, sebagian besar jaringan otak yang bertanggung jawab untuk menyediakan pengelihatan telah terbentuk sejak awal perkembangan janin.
Ini berarti bahwa sejak masa kelahiran kita, kita mulai mengumpulkan berbagai pengalaman dan kenangan hidup yang sangat bergantung pada penglihatan.
Sepanjang hayat, kita mengaitkan sebagian besar interaksi kita dengan gambaran visual, ketimbang dengan ingatan dan pengalaman yang terbentuk lewat indera pendengaran atau penciuman. Jadi, bagi kita yang memiliki penglihatan yang “normal”, mimpi kita saat tidur dipenuhi gambaran visual yang kita alami langsung saat mata kita terbuka.
Untuk memahami bagaimana orang-orang buta bermimpi dalam tidurnya, kita perlu membedakan pengalaman dari mereka yang telah buta sejak lahir dengan mereka yang baru mengalami kebutaan di tengah perjalanan hidup.
Baca juga: Arti Sebuah Mimpi, dari Mimpi Gigi Copot hingga Selingkuh
Manusia yang lahir tanpa penglihatan tidak mampu mengumpulkan memori visual, jadi mereka memahami dunia sepenuhnya melalui indera yang lain. Akibatnya, orang-orang dengan kebutaan saat lahir mengembangkan kemampuan luar biasa untuk memahami dunia melalui serangkaian pengalaman dan ingatan yang berasal dari indera non-visual mereka.
Mimpi-mimpi dari seseorang yang terlahir buta bisa tetap sejelas dan seimajinatif mereka yang memiliki penglihatan “normal”. Bagaimanapun, mimpi-mimpi itu tetap unik, karena terbentuk dari pengalaman dan memori non-visual yang mereka kumpulkan.
Ketika seseorang dengan pengelihatan “normal” bermimpi tentang seorang teman menggunakan kenangan visual dari bentuk, pencahayaan, dan warna yang mereka lihat langsung; orang buta akan mengaitkan teman yang sama dengan kombinasi unik dari indera non-visual mereka yang menggambarkan teman itu.
Dengan kata lain, orang-orang yang buta sejak lahir secara umum memiliki pengalaman bermimpi yang serupa, tetapi mereka tidak bermimpi dalam bentuk gambar.
Baca juga: Sering Mimpi Buruk Covid-19 Selama Pandemi? Anda Tidak Sendiri
Pengalaman mimpi seseorang yang kehilangan penglihatan di kemudian hari akan sangat berbeda dari seseorang yang buta sejak lahir. Orang-orang yang kehilangan penglihatan di kemudian hari memiliki kemampuan untuk mengumpulkan banyak pengalaman visual yang dapat muncul dalam mimpi mereka dan dengan cara yang sangat mirip dengan orang yang dapat melihat.
Menariknya – sebagaimana kita bisa prediksikan – mimpi orang yang mengalami kebutaan di tengah perjalanan hidupnya menjadi kurang visual seiring hidupnya berjalan tanpa penglihatan dan beralih mengumpulkan lebih banyak pengalaman tanpa indera pengelihatan.
Kevin Duffy
Professor, Department of Psychology and Neuroscience, Dalhousie University
Artikel ini tayang di 优游国际.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "". Isi di luar tanggung jawab 优游国际.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.