KOMPAS.com - Penyebaran atau distribusi partikel-pertikel dalam campuran disebut dispersi.
Sistem kimia terdiri dari gas atau zat cair sebagai medium dan partikel-partikel yang terdispersi di dalamnya disebut sistem dispersi.
Contoh, larutan gula dalam air. Gula merupakan zat yang terdispersi, sedangkan air adalah mediumnya.
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berdasarkan sistem dispersi, campuran dikelompokkan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.
Larutan adalah sistem dispersi yang partikel-partikel zat terdispersi dan partikel medium pendispersinya tidak dapat dibedakan, bahkan jika menggunakan mikroskop ultra.
Baca juga: Sifat Bayangan yang Dihasilkan Macam-Macam Cermin
Oleh sebab itu, sitem dispersi larutan bersifat homogen. Misalnya, gula dengan air atau garam dengan air.
Suspensi adalah sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel terdispersi yang relatif besar dan tersebar merata di dalam medium pendispersinya.
Dengan demikian, sistem dispersi tersebut bersifat heterogen. Contohnya adalah air kapur, campuran air, dan pasir.
Koloid adalah sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel kecil dari suatu zat, yang disebut fase terdispersi, dalam fase lain, yang disebut medium pendispersi.
Baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Sistem dispersi koloid bersifat heterogen.
Baca juga: Sifat Plastisitas Tanah dan Manfaatnya bagi Manusia
Sebagai sebuah sistem dispersi yang berbeda dari campuran dan larutan, sistem dispersi koloid memiliki beberapa sifat yang khas dan hanya dimiliki oleh sistem koloid.
Adapun sifat-sifat sistem koloid adalah efek Tyndall dan gerak Brown.
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Partikel koloid dan larutan memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat diamati pada peristiwa sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu, sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, atau berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan.
Jika partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi, akan tampak partikel koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah yang acak, tak beraturan, dan patah-patah.
Baca juga: Berikut Ini Sifat-Sifat Magnet Beserta Contohnya
Gerak patah-patah partikel koloid ini disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya, Robert Brown, seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris.
Gerak Brown terjadi akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi sehingga partikel terdispersi terlontar.
Lontaran tersebut mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan partikel yang tertumbuk akan terlontar dalam gerak lurus dan zig-zag.
Peristiwa ini terjadi terus menerus karena ukuran partikel yang terdispersi relatif besar dibandingkan medium pendispersinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.