KOMPAS.com - Saat ini pemerintah dan masyarakat sedang berusaha mengendalikan penyebaran Covid-19. Ini dilakukan melalui vaksinasi, 5M, dan 3T.
Terkait Covid-19, Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa herd immunity sulit tercapai karena tidak ada vaksin yang efektif 100 persen.
Bagaimana tanggapan epidemiolog terkait herd immunity menjadi salah satu berita Populer Sains yang tayang Rabu (4/8/2021).
Selain itu, peneliti juga mengatakan bahwa data kasus awal Covid-19 dari Wuhan yang sempat hilang akhirnya bisa kembali lagi.
Masih soal Covid-19, ibu hamil dengan preeklampsia berat juga dilarang untuk vaksin. Sebenarnya kondisi apa sih itu?
Berita populer lainnya adalah aneka makanan yang mengandung MSG. Ini termasuk mi instan lho.
Baca juga: [POPULER SAINS] Kandungan Sodium di Mi Instan | Indonesia Masuki Puncak Covid-19
Mari kita simak rangkumannya:
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, mengaku senang akhirnya pemerintah Indonesia menunjukkan sikap untuk mengendalikan pandemi di Tanah Air, meski memerlukan waktu lama.
Mulai dari menjalankan PPKM darurat, mulai memahami pentingnya testing, tracing, dan herd immunity.
Bicara soal herd immunity, Dicky mengatakan bahwa ini sebenarnya membicarakan target jangka panjang yang kompleks. Tidak bisa menargetkan herd immunity dalam 1 sampai 2 bulan saja.
"Target jangka panjang itu lama sekali. Kenapa lama, karena dalam herd immunity ada tiga variabel yang harus kita kendalikan seoptimal mungkin dan harus tercapai," ungkap Dicky kepada 优游国际.com, Rabu (4/8/2021).
Baca penjelasan selengkapnya tentang herd immunity di sini:
Luhut Sebut Herd Immunity Susah Terwujud, Epidemiolog: Ini Target Jangka Panjang
Di tengah melonjaknya kembali kasus Covid-19 di China; data genetik tentang kasus Covid-19 pada masa awal pandemi di kota Wuhan yang sempat hilang, kini muncul kembali.
Beberapa orang menduga hilangnya data yang tidak dapat dijelaskan sebelumnya itu disebabkan oleh kelalaian.