Tim Redaksi
KOMPAS.com - Prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) semakin meningkat di Indonesia. Hipertensi dan diabetes menjadi dua faktor utama penyebab penyakit ini.
Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi PGK meningkat menjadi 0,38 persen, dan ini menunjukkan jumlah meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya 0,2 persen.
Diungkapkan oleh Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB Pernefri), dr Aida Lydia, hipertensi dengan presentasi mencapai 38 persen dan diabetes 26 persen menjadi penyebab orang menderita PGK dan gagal ginjal di Indonesia.
Tentunya masih banyak faktor risiko lain penyebab PGK pada orang Indonesia, hanya saja diabetes dan hipertensi menduduki posisi tertinggi.
Baca juga: Penyakit Ginjal di Indonesia Meningkat 2 Kali Lipat, Bisakah Dicegah?
Dijelaskan oleh Aida, hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya bisa menjadi faktor utama kerusakan berbagai organ dalam tubuh, termasuk ginjal.
Hipertensi adalah masalah gangguan di saluran pembuluh darah, dan pada kondisi yang tidak terkendalikan gangguan itu bisa merusak pembuluh darah.
"Tapi memang, hipertensi itu bisa jadi penyebab sakit ginjal, tapi bisa juga orang sakit ginjal jadi hipertensi," kata Aida dalam acara bertajuk Ginjal Sehat untuk Semua Di mana Saja, Jakarta, Rabu (11/3/2020).