Namun yang terpenting, Anda mungkin bertanya-tanya “mengapa?”
Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research bertujuan untuk mengeksplorasi topik ini.
Penelitian ini menggunakan survei online untuk menanyakan 495 orang yang pernah berselingkuh dalam hubungan romantis tentang alasan perselingkuhan mereka.
Studi tersebut mengidentifikasi beberapa faktor pendorong utama yang berkontribusi terhadap perselingkuhan. Tentu saja, faktor-faktor ini tidak menjelaskan setiap kasus perselingkuhan.
Namun, faktor-faktor ini menawarkan kerangka kerja yang berguna untuk memahami lebih baik mengapa orang berselingkuh.
1. Kemarahan atau balas dendam
Orang terkadang berselingkuh karena marah atau ingin membalas dendam.
Mungkin Anda baru saja mengetahui pasangan berselingkuh. Anda merasa terkejut dan terluka.
Anda mungkin ingin membuat pasangan mengalami emosi yang sama sehingga dia benar-benar memahami rasa sakit yang sama.
Dengan kata lain, “dia menyakiti saya, jadi sekarang saya akan menyakitinya” sering kali menjadi pemikiran yang mendorong di balik perselingkuhan.
Terlepas dari penyebabnya, kemarahan dapat bertindak sebagai motivator yang kuat untuk menjadi intim dengan orang lain.
2. Jatuh cinta
Perasaan menggembirakan saat jatuh cinta pada seseorang umumnya tidak bertahan selamanya.
Saat pertama kali jatuh cinta pada seseorang, Anda mungkin akan merasakan gairah, kegembiraan, dan aliran dopamin yang meluap-luap hanya karena menerima pesan singkat darinya.
Namun intensitas perasaan ini biasanya memudar seiring berjalannya waktu. Tentu saja, cinta yang stabil dan abadi itu ada.
Setelah kilauannya memudar, Anda mungkin menyadari bahwa cinta itu tidak ada di sana. Atau mungkin Anda menyadari bahwa sedang jatuh cinta dengan orang lain.
Hal ini dapat membuat Anda lebih sulit untuk meninggalkan hubungan yang masih memberikan rasa kekeluargaan, persahabatan, stabilitas, dan keamanan.
Namun, bertahan dalam sebuah hubungan tanpa cinta yang romantis dapat menimbulkan keinginan untuk merasakan cinta lagi dan memotivasi perselingkuhan.
3. Masalah komitmen
Orang yang memiliki masalah dengan komitmen mungkin lebih berisiko untuk berbuat curang dalam beberapa kasus. Ditambah lagi, komitmen tidak berarti hal yang sama bagi semua orang.
Mungkin saja dua orang dalam suatu hubungan memiliki gagasan yang sangat berbeda tentang status hubungan, seperti apakah hubungan itu kasual, eksklusif, dan sebagainya.
4. Hasrat seksual
Keinginan sederhana untuk berhubungan seks dapat memotivasi beberapa orang untuk berselingkuh.
Faktor-faktor lain, termasuk kesempatan atau kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi, juga dapat berperan dalam perselingkuhan yang dimotivasi oleh hasrat.
Tetapi seseorang yang ingin berhubungan seks mungkin juga mencari kesempatan untuk melakukannya tanpa motivasi lain.
Bahkan orang yang memiliki hubungan yang memuaskan secara seksual mungkin masih ingin berhubungan seks dengan orang lain.
Hal ini mungkin diakibatkan oleh hasrat seksual yang tinggi, belum tentu karena adanya masalah seksual atau intim dalam hubungan tersebut.
5. Harga diri yang rendah
Menginginkan dorongan untuk meningkatkan harga diri juga dapat memotivasi perselingkuhan.
Banyak orang yang berselingkuh karena masalah harga diri memiliki pasangan yang penuh kasih dan suportif yang menawarkan kasih sayang dan dorongan.
Membangun kembali hubungan
Memulihkan hubungan setelah perselingkuhan memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil.
Dibutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha yang besar dari kedua pihak untuk membangun kembali kepercayaan dan memperbaiki hubungan yang telah retak.
Berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba:
/sains/read/2024/06/11/072730223/5-alasan-orang-berselingkuh-dari-pasangannya