Dalam kabar yang ramai diperbincangkan, terlihat ikan raksasa berukuran sangat besar itu berwarna abu gelap. Ukurannya mencapai sekitar dua meter.
Sebelumnya, pada 5 Januari lalu, ikan jenis sama ditemukan oleh warga di Lhokseumawe, Aceh. Lalu, ikan apa itu?
Ikan raksasa Arapaima dilarang
Ikan raksasa yang ditemukan warga Tangerang adalah jenis ikan Arapaima gigas. Peneliti ikan di Pusat Penelitian Biologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Gema Wahyudewantoro mengatakan, ikan Arapaima berbahaya dan dilarang.
“Ikan ini termasuk ikan berbahaya dan dilarang, karena bisa memakan banyak ikan-ikan kecil dan biota perairan,” tutur Gema.
Ikan raksasa, seperti yang ditemukan belum lama ini di Tangerang ini umumnya dikenal dengan sebutan arapaima, pirarucu, atau paiche yang berasal dari Amerika Serikat, tepatnya di Sungai Amazon.
Kenapa ikan Arapaima tidak boleh dipelihara?
Merujuk Peraturam Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19/Permen-KP/2020, pemerintah melarang pemasukan, pembudidayaan, peredaran, dan pengeluran jenis ikan yang membahayakan dan/atau merugikan ke dalam dan dari wilayah pengelolaan perikanan negara Indonesia.
Ikan Arapaima termasuk dalam ikan berbahaya dan merugikan, tidak boleh dibawa masuk ke dalam negeri, dibudidaya, diperjualbelikan atau diedarkan.
Ikan Arapaima raksasa adalah predator
Ikan Arapaima adalah predator utama banyak ikan-ikan kecil dan biota perairan, dengan makanan utama saat dewasa yaitu ikan, krustasea, moluska, reptil, burung air, hingga mamalia berukuran kecil.
“Sehingga ikan (Arapaima) ini seharusnya tidak boleh terlepas atau sengaja dilepaskan di perairan umum,” kata Gema.
Ukuran maksimal ikan predator yang masuk dalam klasifikasi bangsa Osteoglossiformes, bersuku Osteoglossidae, dan marga Arapaima ini dapat mencapai 4,5 meter dengan berat 200 kg.
Secara morfologi, ada beberapa bentuk unik atau ciri khas ikan Arapaima, yakni sebagai berikut:
Habitat ikan Arapaima
Ikan arapaima hidup di perairan tawar seperti danau, sungai, atau rawa, yang relatif sedang sampai dalam, dengan kisaran suhu 25-29 derajat celcius.
Ikan ini mempunyai kemampuan adaptasi yang baik, seperti saat kadar oksigen di lingkungan sekitar menurun, maka dengan cepat ikan muncul ke permukaan dan menghidup udara langsung dari atmosfer.
Sementara itu, saat kondisi ekstrem lainnya seperti musim kering, arapaima akan menggulungkan diri dan membenamkan dalam lubang sampai air kembali datang.
Insang pada ikan ini hanya berfungsi saat masih berukuran muda, dan akan berubah menjadi paru-paru primitif yang menyebabkan ikan dapat beradaptasi di lingkungan minim oksigen.
Ikan Arapima gigas dikenal sangat temperamental dan bersifat karnivora atau pemakan daging, sehingga tidak heran jika ikan Arapaima berbahaya jika sampai dilepas di perairan umum.
Sebelumnya, penemuan viral ikan-ikan raksasa jenis ikan Arapaima sering ditemukan di perairan di Indonesia. Seperti penemuan ikan Arapaima di Lhoksumawe, Aceh, dan yang terbaru yang ditemukan di Tangerang, Banten.
/sains/read/2022/04/02/113500723/penemuan-viral-ikan-arapaima-raksasa-yang-bikin-geger-warga-tangerang-ikan