JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga tahun lalu, Pedro (38), bukan nama sebenarnya, nekat membuka kedai nasi uduk di ruko Aniva, Gading Serpong.
Ia membuka usaha tersebut untuk kegiatan pensiun sang ibu meski tanpa pengalaman usaha di bidang food and beverage.
Total modal awal yang dikeluarkan Pedro sebesar Rp 175 juta termasuk sewa ruko dua lantai Rp 70 juta per tahun, renovasi ruko Rp 50 juta, ganti rolling door Rp 5 juta, serta pembelian perabotan dapur termasuk meja dan kursi sekitar Rp 50 juta.
Menu yang dijual adalah nasi uduk dan masakan rumahan, dengan paket makanan termurah Rp 25 ribu. Kedai ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, dan juga melayani pembelian online.
Baca juga: Paramount Land Komitmen Pembangunan Kota Berkelanjutan
Pedro pun menargetkan tahun pertama omsetnya bisa mencapai Rp 2 juta per hari. Sehingga total ia mendapatkan Rp 60 juta per bulan dan Rp 720 juta per tahun. Namun apa yang ia prediksikan meleset.
“Ternyata nggak segampang itu buka kedai makanan karena banyak yang mesti diurusin terutama karywan. Untuk ngejar omset itu lumayan struggle di enam bulan pertama, dan banyak yang mesti dibenahi,” ungkapnya.
Pedro mengakui, untuk pembangunan dan inisiasi dana pada awal biaya operasional melampaui anggaran yang ia miliki. Namun saat ini kondisinya sudah membaik bahkan sudah balik modal.
Dari pengalamannya membangun bisnis dari nol, Pedro mengungkapkan penentuan lokasi usaha merupakan hal yang penting saat mendirikan suatu bisnis. Semakin strategis tempat usaha, semakin besar potensi mendatangkan pembeli.
Baca juga: Ruko Baru di Paramount Petals Dibanderol Rp 1,6 Miliar
“Memang kita mesti pahami dulu jenis usaha yang akan dijalankan dan siapa target pasarnya. Kedai nasi uduk mama saya target pelanggannya adalah karyawan dan keluarga, jadi akan lebih cocok jika lokasinya di area perumahan,” papar Pedro.
Untuk memenuhi kebutuhan kalangan usaha seperti Pedro, PT Paramount Land membangun Paramount Gading Serpong.
Sejak dikembangkan awal tahun 2000, perumahan seluas 1.200 hektar di barat Jakarta ini telah berkembang bukan hanya menjadi sentra residensial, tapi juga bisnis hingga lifestyle.
Kota Gading Serpong sendiri sudah dihuni oleh 120.000 jiwa dan memiliki beragam fasilitas yang dibutuhkan warganya, seperti arena taman-taman terbuka di Boulevard Utama.
“Gading Serpong khususnya Paramount setiap tahun menambah fasilitas baru. Jadi harga terus naik seiring dengan value yang makin tinggi karena disertai penambahan fasilitas baru,” ujar Presiden Direktur Paramount Land, M. Nawawi, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).
Paling baru, produk komersial meluncur pekan lalu yakni Pasadena Square North tahap 2. Lokasinya masuk dalam pengembangan Pasadena Central Distrik (40 hektar).
Pasadena Square North tahap 2 dipasarkan sebanyak 56 unit seharga mulai dari Rp 3,6 miliaran.
Konsep yang ditawarkan yakni 10 minutes city concept yang bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki dari rumah.
“Ekosistem bisnisnya berprospek tinggi dalam jangka panjang karena sekitarnya banyak klaster-klaster yang sudah padat dihuni. Kami merancang fasilitas komersial di Gading Serpong harus everything is near, everything is here. Dijangkau dari mana saja dekat,” pungkas Nawawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.