KOMPAS.com - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, korupsi dan pungutan liar (pungli) membuat harga rumah menjadi mahal.
Menurut dia, korupsi dan pungli pasti melibatkan oknum dari pejabat di pemerintahan, pengusaha, dan sebagainya.
Adanya pungli yang dibebankan kepada pengusaha, tentunya akan berdampak terhadap biaya yang perlu dikeluarkan oleh konsumen perumahan.
"Kalau gak ada pungli lagi kan harusnya (harga rumah) buat konsumennya makin turun," ujar Ara, sapaan akrabnya, dalam Diskusi Program 3 Juta Rumah pada Senin (28/10/2024) dikutip dari kanal Youtube Kementerian PKP.
Baca juga: Ciputra Group Dukung 3 Juta Rumah dan Siap Sumbang Tanah
Untuk itu, Kementerian PKP juga akan segera membentuk call center pengaduan untuk dapat mengatasi permasalah korupsi dan pungli. Sehingga biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk dapat memiliki rumah bisa menjadi murah.
"Bayangkan kalau kita dapat tanah murah atau tanah gratis, efisiensi anggaran, tidak ada korupsi, keterbukaan publik, saya rasa nanti pertama kali di Indonesia harga-harga rumah bisa turun," tuturnya.
Lanjut Ara, selama ini mungkin alasan kenaikan harga rumah karena tingginya harga komoditas tertentu.
Namun, di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto pernah menyampaikan bahwa 40 persen APBN bocor.
"Kalau paling tidak di kementerian kita bisa buat tidak bocor, artinya harga jual rumah murah gak? Turun gak? Ayo bantu saya dong," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.