JAKARTA, KOMPAS.com - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di bawah kepemimpinan Danis Hidayat Sumadilaga terus aktif menjadikan insinyur-insinyur Indonesia berperan dan mengambil posisi strategis di kancah internasional.
Salah satu upaya PII adalah dengan meluncurkan Indonesia Solar Energy Research Centre (ISEREC) yang bertolak dari inisiasi pada forum Engineering 20 (E20) yang menjadi bagian dalam Engagement Group of G20 di Bali.
Peluncuran ISEREC di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (2/10/2024), dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Pembentukan ISEREC merupakan hasil kolaborasi antara PII, Badan Riset Nasional (BRIN), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Indonesia (ITI) dengan Solar Energy Research Institute of Singapore (SERIS).
Baca juga: PII Nilai Gresik Sangat Strategis sebagai Kota Industri Pendukung IKN
Lembaga-lembaga ini bersinergi mewujudkan pusat penelitian dan pengembangan energi surya kelas dunia di Indonesia.
Dalam sambutannya, Basuki mengapresiasi kepada Solar Energy Research Institute of Singapore serta Solar Energy Research Institute of Singapore National University of Singapore (SERIS-NUS) dan Sustainable Energy Association of Singapore (SEAS) yang telah memberikan dukungan atas terbentuknya Indonesia Solar Energy Research Centre.
“ISEREC akan fokus pada tiga bidang yaitu pendidikan, teknologi, dan advisory. Dengan dukungan dari SERIS, diharapkan ISEREC dapat menjadi pusat produksi dan mendukung ekosistem semikonduktor di Indonesia,” tutur Basuki.
Menurut Basuki, pembentukan ISEREC menandai langkah penting dalam kolaborasi global untuk penelitian dan pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca nasional sebesar 29 persen hingga 31,89 persen dengan upaya sendiri, dan hingga 42,3 persen dengan bantuan internasional.
Kementerian PUPR turut serta mendukung transisi menuju energi bersih atau energi terbarukan salah satunya melalui pembangunan bendungan multifungsi.
Secara keseluruhan sebanyak 248 bendungan telah dibangun Kementerian PUPR guna mendukung ketahanan air dan energi di Indonesia.
Baca juga: Dukung KPBU Skala Kecil, PII Hadirkan Inovasi Pembiayaan Infrastruktur
Dari jumlah tersebut, 187 bendungan selesai sebelum tahun 2015, dan 61 bendungan dibangun selama periode 2015-2024.
"Sebanyak 59 bendungan di antaranya memiliki potensi besar untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung dengan total kapasitas mencapai 4.787 Mega Watt,” ungkap Basuki.
Salah satu PLTS terapung yang telah diresmikan adalah PLTS Terapung Cirata di Bendungan Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada 9 November 2023 lalu.
Sumber energi listrik tenaga surya tersebut memiliki kapasitas 192 MWp yang mampu melayani hingga 50.000 rumah tangga dan mengurangi emisi karbon sebesar 214.000 ton per tahun.