JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyarankan agar pembangunan rumah bagi peserta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) berjarak satu jam dari lokasi kerja.
Maka dari itu, para pengembang diminta membangun rumah susun (rusun) di tengah kota karena dinilai sebagai solusi untuk menyediakan rumah terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Merespons hal ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengutarakan, rusun memang harus dihidupkan kembali karena terlihat dari melemahnya kondisi pasar properti saat ini.
"Katakanlah kita mau bangun tiga juta rumah, itu enggak bisa tiga juta-tiga jutanya landed (tapak) semua, karena biar gimana harus ada di perkotaan juga. Itu harus duduk bersama lagi itu," ungkap Ikang di Tangerang Selatan, Rabu (12/6/2024).
Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam membangun apartemen kelas menengah ke bawah berupa minimal cost (biaya minimal) yang harus dipertanggungjawabkan.
Baca juga: 3 DPD REI Desak Pemerintah Tambah Kuota Kredit Rumah Subsidi FLPP
"Tapi, kalau ini (apartemen atau rusun) bangun dulu, cost (biaya) dulu, makin lama enggak laku, nambah lagi cost (biaya) untuk pemeliharaannya jalan terus. Pemeliharaannya kan untuk sekian unit yang ada disitu," tambah dia.
Ikang melanjutkan, rumah yang dibangun pengembang untuk MBR memang masih ada yang jaraknya satu jam dari tempat kerja. Akan tetapi hanya di wilayah tertentu seperti Serang, Banten.
"Ya tergantung, itu kan bicara jarak tempuh ya, itu memang idealnya segitu. Cuma ya memang karena supply and demand (suplai dan permintaan) ini. Harga tanah terus naik ya susah juga, sedangkan harga (jual rumah) dipatok," tambahnya lagi.
Oleh karena itu, kata dia, harus ada upaya bersama untuk bisa menjaga harga tanah supaya kenaikannya tidak melebihi kemampuan pasar untuk memiliki rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.