KOMPAS.com - Cap Go Meh merupakan perayaan yang jatuh pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek dalam kalender Tiongkok.
Pada tahun 2025, perayaan Cap Go Meh akan jatuh pada Rabu (12/2/2025).
Perayaan Cap Go Meh menjadi penutup rangkaian perayaan Imlek dan dipercaya membawa keberuntungan serta berkah bagi masyarakat yang merayakannya.
Selain di Indonesia, Cap Go Meh juga dirayakan di berbagai negara seperti Malaysia dan Singapura.
Baca juga:
Di China, perayaan Cap Go Meh dikenal sebagai Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan.
Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien, yang secara harfiah berarti "malam ke-15" setelah Tahun Baru Imlek.
Kata "Cap" berarti sepuluh, "Go" berarti lima, dan "Meh" berarti malam.
Tradisi ini berakar sejak masa Dinasti Han (206 SM–221 M), di mana perayaan ini awalnya hanya dilakukan di lingkungan istana sebagai penghormatan kepada Dewa Thai Yi, yang dianggap sebagai dewa tertinggi di langit.
Setelah Dinasti Han berakhir, perayaan Cap Go Meh mulai menyebar dan menjadi bagian dari tradisi masyarakat luas.
Festival ini identik dengan penerangan lampion sebagai simbol keberuntungan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Meskipun Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai cara di setiap daerah, terdapat beberapa tradisi utama yang kerap dilakukan dalam perayaan ini:
Pemasangan dan pelepasan lampion menjadi bagian penting dalam Cap Go Meh.
Masyarakat menyalakan lampion sebagai simbol penerangan bagi kehidupan yang lebih baik serta harapan akan keberuntungan di masa depan.
Perempuan yang ingin segera memiliki anak juga dianjurkan untuk berjalan di bawah lampion sambil berdoa agar keinginannya terkabul.
Dalam tradisi ini, pemilik lampion menuliskan teka-teki di atas secarik kertas yang ditempelkan pada lampion.