KOMPAS.com - Raden Mas Panji Sosrokartono, yang lebih dikenal dengan nama Panji Sosrokartono, adalah kakak kandung RA Kartini.
Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki banyak prestasi di bidang intelektual dan budaya.
Lahir pada 10 April 1877 di Jepara, Sosrokartono tak hanya terkenal sebagai aktivis yang menyerukan emansipasi wanita, tetapi juga sebagai seorang jenius yang menguasai 35 bahasa.
Baca juga: Biografi RA Kartini: Tokoh Emansipasi Perempuan Indonesia Asal Jepara
Dengan kecerdasannya, Sosrokartono mendapat julukan "Si Jenius dari Timur" dan "De Javanese Prins" oleh orang-orang Eropa.
Dari kakaknya inilah, RA Kartini banyak belajar soal kesetaraan dan emansipasi wanita.
Dikutip dari buku "Learning to Translate, Learning to Write: Dutch Indonesian Translator Raden Mas Panji Sosrokartono. In "Boundaries in Dutch History" karya Patrick Witton Patrick, Salah satu pencapaian terbesar Sosokrartono adalah pendidikan tingginya di Belanda.
Ia menjadi mahasiswa pertama Indonesia yang bersekolah di Universitas Leiden pada 1908.
Di universitas ini, Sosrokartono menggeluti bidang Bahasa dan Sastra Timur.
Keahlian berbahasa menjadi kekuatan utama Sosrokartono, yang fasih dalam 26 bahasa, termasuk sembilan bahasa Nusantara dan 17 bahasa asing.
Selain bahasa Jawa dan Belanda, ia juga menguasai bahasa Inggris, Jerman, dan bahasa lainnya, yang memperkaya wawasan serta pemahamannya terhadap pemikiran dunia.
Keberanian dan kemampuan Panji Sosrokartono juga tercermin dalam kariernya sebagai wartawan perang.
Ia pernah meliput perundingan damai antara Perancis dan Jerman pada Perang Dunia I yang sangat rahasia.
Sosrokartono mampu melaporkan kejadian itu dengan akurasi yang luar biasa, sehingga namanya semakin dikenal.
Berkat karyanya, ia pun mendapat pangkat mayor dari Panglima Perang Amerika Serikat.
Setelah Perang Dunia I, ia beralih menjadi ahli bahasa di kedutaan Perancis di Den Haag, Belanda.
Sebagai seorang poliglot, Sosrokartono juga pernah bekerja sebagai kepala penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa, yang kini dikenal sebagai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam peran ini, ia sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi antarnegara anggota yang berbicara dalam bahasa yang berbeda, menjadikannya sebagai jembatan antara berbagai bangsa.
Setelah kembali ke Indonesia pada 1925, Sosrokartono mengajar di Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Namun, ia terpaksa keluar setelah mengalami intervensi dari pihak kolonial.
Sosrokartono kemudian mendirikan rumah penyembuhan bernama "Dar Oes Salam" yang menawarkan pengobatan alternatif melalui doa dan air putih.
Pengalaman spiritual ini mencerminkan sisi kebatinan dan spiritualitas yang mendalam dalam dirinya.
Baca juga: 72 Kutipan Surat Kartini, Curahan Hati tentang Perempuan Jawa ke Sahabat Penanya di Belanda
Pada 1942, Panji Sosrokartono mengalami kelumpuhan yang akhirnya meninggal dunia pada 8 Februari 1952.
Ia dimakamkan di Sedo Mukti, Kudus, Jawa Tengah, dengan sebuah pesan yang terukir di makamnya yang berbunyi, "Soegih tanpo bondo, digdojo tanpo adji, ngaloerog tanpo bolo, menang tanpo ngasoraken," yang mengandung makna tentang semangat perjuangan dan usaha untuk mencapai keberhasilan tanpa merugikan orang lain.
Sosrokartono bukan hanya seorang intelektual, tetapi juga seorang inspirator bagi banyak orang, termasuk RA Kartini yang memperoleh banyak inspirasi tentang emansipasi wanita.
Sebagian artikel ini telah tayang di 优游国际.com dengan judul "Sosrokartono, Si Jenius dari Timur yang Menguasai 35 Bahasa".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.