KOMPAS.com - Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dalam ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra akibat pengkristalan mineral atau protein tertentu.
Menurut National Kidney Foundation, tubuh akan membuang mineral atau protein yang berlebihan melalui urine.
Namun, ketika zat-zat ini menumpuk, mereka bisa membentuk batu ginjal.
Endapan yang umum terbentuk termasuk kalsium oksalat, struvit, sistin, atau asam urat (purin).
Baca juga: Paracetamol Disebut Bisa Sebabkan Kerusakan Hati dan Gagal Ginjal, Bagaimana Faktanya?
Meskipun batu ginjal sering kali tidak menunjukkan gejala ketika ukurannya kecil, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, terutama ketika batu ginjal mulai berkembang.
Nyeri di Punggung atau Perut Nyeri parah yang mendadak di punggung atau perut adalah gejala umum batu ginjal.
Ketika batu bergerak, rasa sakit bisa berubah intensitasnya dan berpindah lokasi, terkadang menjalar ke daerah perut atau selangkangan.
Jika Anda merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil, ini bisa menjadi tanda bahwa batu ginjal telah mencapai kandung kemih.
Kondisi ini, yang dikenal sebagai disuria, sering kali disalahartikan sebagai infeksi saluran kemih (ISK).
Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menandakan bahwa batu ginjal telah bergerak ke bagian bawah saluran kemih, menyebabkan dorongan untuk sering ke kamar mandi, baik siang maupun malam.
Warna urine yang berubah menjadi merah, merah muda, atau coklat bisa menunjukkan adanya darah dalam urine, yang disebut hematuria.
Kondisi ini terjadi akibat iritasi atau kerusakan saluran kemih oleh batu ginjal.
Urine yang keruh atau berbau busuk bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih, yang merupakan komplikasi umum pada penderita batu ginjal. Infeksi semacam ini memerlukan perhatian medis segera.
Batu ginjal yang tersangkut di saluran kemih dapat menyebabkan penyumbatan, yang memperlambat aliran urine.
Jika aliran urine terhenti total, ini merupakan kondisi darurat medis.