KOMPAS.com – Insiden tragis menimpa seorang petani bernama Otib (60), warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Ia tewas setelah diduga terkena peluru nyasar yang berasal dari aktivitas perburuan babi hutan.
Jenazah Otib telah dimakamkan oleh pihak keluarga usai menjalani proses otopsi di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, pada Rabu (23/4/2025) malam.
Kasatreskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, mengungkapkan bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak kepolisian.
"Saat ini kita masih penyelidikan dan sudah olah tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Hartono saat dikonfirmasi pada Kamis (24/4/2025).
Selain melakukan olah TKP, polisi juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi yang berada di lokasi maupun dari unsur pemerintah setempat.
"Saksi-saksi yang diperiksa dimintai keterangan. Itu terhitung malam tadi, 3 sampai 6 orang hingga malam," lanjut Hartono.
Baca juga:
Terkait hasil otopsi jenazah korban, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena laporan tersebut masih dalam proses.
"Itu bagian dari penyelidikan, saat ini kami belum terima hasilnya," tutupnya.
Tertembak Saat Tidur di Saung
Peristiwa nahas itu terjadi pada Selasa malam (22/4/2025), saat Otib bersama istrinya tengah beristirahat di saung huma milik mereka yang terletak di lahan Perhutani Cisujen Blok 10, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud.
Dari informasi yang dihimpun, peluru nyasar yang menewaskan Otib diduga berasal dari kelompok pemburu babi yang tengah beraksi di kawasan sekitar lokasi.
Dokter forensik RSUD R Syamsudin SH, dr Nurul Aida Fathia, menjelaskan bahwa dalam proses otopsi tidak ditemukan proyektil peluru di tubuh korban.
"Engga (proyektil). Jadi bentuknya itu hanya luka terbuka, ukurannya cukup besar sekitar 18 centimeter, kedalamannya sampai ke organ dalam dan rongga tubuh," ujar Aida.
Baca juga:
Saat ditanya apakah ada luka masuk berbentuk lubang akibat tembakan, ia menegaskan tidak ditemukan tanda-tanda seperti itu.