KOMPAS.com - Ryan Azhar tidak pernah membayangkan bahwa keputusannya meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh pabrik pada 2019 akan membawanya menuju kesuksesan sebagai pengusaha kuliner.
Bersama sang istri, ia merintis usaha Seafood Receh, bisnis makanan laut yang kini meraup omzet hingga puluhan juta rupiah setiap bulan.
Awalnya, Ryan mencoba peruntungan dengan menjual sate cumi. Namun, pandemi Covid-19 yang melanda pada akhir 2019 membuatnya harus mengubah konsep bisnisnya.
Baca juga: Kisah Haru Fanny Kondoh, Perjuangan Hamil Saat Suami Sakit Kanker dan Divonis Usia Tinggal 6 Bulan
Tanpa rencana matang, Seafood Receh justru berkembang pesat dan menarik banyak pelanggan.
"Dulu saya bekerja sebagai buruh pabrik selama delapan tahun di perusahaan manufaktur nasional. Pada 2019, saya memutuskan untuk resign dan mulai berjualan sate cumi dan Seafood Receh sebagai usaha sampingan. Tak lama, pandemi datang, dan justru Seafood Receh yang berkembang," ujar Ryan.
Baca juga: Kisah Ryan Gondokusumo, dari Sulit Cari Kerja hingga Bangun Bisnis dengan 1,2 Juta Freelancer
Namun, perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Tahun 2022 saat kebiasaan konsumen berubah dari pandemi ke era normal memukul bisnisnya.
Omzet yang semula mencapai Rp 60-70 juta per bulan anjlok drastis hanya Rp 5 juta per bulan.
“Seafood Receh ini konsepnya ghost kitchen. Waktu pandemi, konsep ini sangat diminati, tapi setelah new normal, pola belanja customer berubah. Penjualan turun drastis sampai 70-80 persen,” kenangnya.
Di tengah situasi sulit itu, Ryan mendapatkan harapan baru melalui program Rumah Bertumbuh yang diinisiasi Rumah Amal Salman.
Awalnya, ia hanya mencari pendanaan agar bisnisnya bisa bertahan, tetapi program tersebut justru membuka peluang besar dengan menghadirkan mentor bisnis yang membantu mengubah pola pikir dan strategi usahanya.
“Para mentor yang dihadirkan benar-benar memberikan cara pandang baru kepada saya juga rekan-rekan UMKM lainnya untuk mengelola usaha. Bahkan yang paling berkesan, bisnis saya mendapatkan mentor tersendiri dan membimbing kami selama kurang lebih 6 bulan,” kata Ryan.
Ia mengungkapkan, para mentor tidak hanya membagikan teori bisnis, tetapi juga strategi nyata yang bisa langsung diterapkan.
Melalui program ini, Ryan diajarkan konsep product market fit, manajemen stok, hingga pengelolaan keuangan secara rinci.
Berkat pendampingan tersebut, Seafood Receh perlahan bangkit. Saat ini, omzetnya kembali stabil di angka Rp 28-32 juta per bulan.
Bahkan, pada November 2024, Ryan membuka cabang baru di Bekasi dan menargetkan untuk menambah lima cabang lagi dalam waktu dekat.
Tidak berhenti di situ, Ryan juga memiliki visi besar untuk mengembangkan Seafood Receh hingga memiliki 100 outlet di berbagai daerah. Lebih dari itu, ia bercita-cita memberdayakan nelayan pesisir sebagai pemasok utama bahan baku bagi bisnisnya.
Hal ini diamini oleh Kepala Program Rumah Bertumbuh, Muhammad Akbar Fajar Siddiq, yang menilai bahwa Ryan memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan program mereka.
Menurutnya, Seafood Receh memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh.
“Kang Ryan ini selain getol dan bersemangat membangun bisnisnya, ia juga memiliki visi mulia, yakni bagaimana bisnisnya ini juga bisa ikut memberdayakan para nelayan pesisir yang selama ini menjadi supplier Seafood Receh,” pungkas Fajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.