KOMPAS.com - Di ujung timur Indonesia, Raja Ampat berdiri sebagai mahakarya alam yang memikat dunia.
Tahun 2025, keindahan ini kembali menjadi sorotan global, berkat pengakuan dari media internasional terkemuka.
Dua media internasional, The New York Times dan National Geographic, menobatkan Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata terbaik yang wajib dikunjungi pada tahun 2025.
Dalam yang dirilis oleh The New York Times, Raja Ampat disebut sebagai permata yang dikelilingi oleh ekosistem laut paling beragam di dunia.
Kawasan ini terdiri atas 1.500 pulau, cay, dan beting yang menyajikan panorama luar biasa, baik di dalam maupun di luar air.
Baca juga: Daftar Hari Libur Lokal di Bali 2025, Wisatawan Harus Tahu
“Berenanglah di antara ikan boxfish kuning tutul dan menyelamlah di antara kipas laut gorgonian ungu," kata Ratha Tep, penulis ulasan tersebut, dikutip dari Antara.
"Di daratan, jelajahi pantai-pantai terpencil yang dikelilingi oleh pohon kelapa atau berjalanlah ke dalam hutan untuk melihat burung cendrawasih Wilson yang mencolok dan langka,” imbuhnya.
Sementara itu, National Geographic memasukkan Raja Ampat dalam daftar 25 Destinasi Terbaik Dunia untuk Dikunjungi 2025.
Bahkan, artikel tersebut menjadikan foto nelayan Papua di Raja Ampat sebagai gambar utama.
Kepulauan ini disebut sebagai "negeri laut ajaib" karena memiliki sekitar 500 jenis karang, lebih dari 1.000 spesies ikan karang, serta makhluk unik seperti pari manta, duyung, dan hiu zebra.
Baca juga: Ini Rincian Kuota Haji 2025 di Provinsi Sulsel, Makassar Paling Banyak
Lantas, apa yang sebenarnya membuat Raja Ampat begitu istimewa di mata dunia?
Keindahan Raja Ampat tak hanya terletak pada kehidupan bawah lautnya. Kawasan ini juga dikenal dengan keunikan geologisnya sebagai bagian dari Raja Ampat Geopark, sebuah situs penting yang diakui UNESCO.
Gugusan kepulauan karst yang berada di garis khatulistiwa ini memiliki batuan tertua di dunia, yang diperkirakan berusia antara 439 hingga 360 juta tahun. Tak heran jika kawasan ini dijuluki “Zamrud Karst Khatulistiwa".
Di sisi lain, Raja Ampat juga menjadi contoh keberhasilan konservasi. Di tengah populasi ikan pari dan hiu yang menurun di seluruh dunia, jumlah ikan pari manta karang di kawasan ini justru meningkat.
Hal ini menunjukkan pentingnya upaya konservasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat lokal.
Baca juga: Jadwal Barito Putera vs Persija Jakarta Pekan-18 Liga 1 Indonesia