KOMPAS.com – Musisi senior Ahmad Dhani kembali menyuarakan kekecewaannya terhadap sejumlah penyanyi yang tidak hadir dalam diskusi soal royalti musik, namun tetap melontarkan komentar di media massa.
Dalam tayangan Q&A MetroTV, Ahmad Dhani menyayangkan sikap mereka yang dianggap tidak ikut mencari solusi bersama, namun justru bersuara di ruang publik tanpa memahami konteks sepenuhnya.
Baca juga: Respons Langkah Kasasi Agnez Mo soal Kasus Royalti, Ahmad Dhani: Pencipta Lagu Pasti Menang
“Diajak diskusi enggak mau, diajak rembug enggak mau, tapi tiba-tiba ngomong di TV, di media senyeplos-nyeplosnya aja, ya saya smash,” ujar Ahmad Dhani, dikutip Senin (14/4/2025).
Ahmad Dhani menegaskan, pengalamannya sebagai pelaku industri musik sejak era 1990-an membuatnya memiliki sudut pandang yang lebih menyeluruh terhadap isu royalti.
Baca juga: Tak Hadiri Undangan Diskusi Ahmad Dhani, Judika: Dianggap Maling, Menyakitkan
Ahmad Dhani mengaku telah menyaksikan perubahan sistem pembayaran musisi dari era analog hingga digital.
“Saya ini pelaku industri musik dari era 90-an, 2000-an, dan sekarang. Jadi otomatis pengalaman saya lebih komprehensif,” tuturnya.
Ahmad Dhani menjelaskan, pada era 70-an sebagian besar musisi dibayar secara flat tanpa royalti, sementara era 80-90-an baru mulai mengenal sistem pembayaran royalti hingga berlanjut ke era digital.
“Tiba-tiba mereka yang enggak mengalami (masa-masa itu) kok ngomong seenaknya. Itu yang bikin saya kesal,” tambahnya.
Sebelumnya, Ahmad Dhani menyatakan kekecewaannya dengan sejumlah penyanyi yang tergabung dalam asosiasi musisi VISI, seperti Ariel NOAH, Judika, dan lainnya.
Kekecewaan Ahmad Dhani lantaran sejauh ini undangan diskusi yang beberapa kali digelar Ahmad Dhani tak dihadiri oleh perwakilan VISI.
Ahmad Dhani selaku Ketua Dewan Pembina AKSI menyayangkan hal tersebut.
Ahmad Dhani menyebut ini ia lakukan untuk membenahi sistem royalti bersama semua pelaku industri musik.
Isu soal royalti dan hak cipta memang bukan hal baru di industri musik Tanah Air.
Beberapa tahun terakhir, topik ini kembali mencuat seiring munculnya dorongan untuk membenahi ekosistem musik di Indonesia, terutama soal mekanisme royalti dan aturannya.
Sebagai informasi, Ahmad Dhani, musisi, produser, dan pendiri grup Dewa 19, dikenal tidak hanya sebagai sosok kontroversial dalam dunia hiburan, tetapi juga sebagai figur vokal yang memperjuangkan hak-hak komposer dan pencipta lagu di Indonesia.