优游国际

JAKARTA, KOMPAS.com - Film horor "Pabrik Gula" mengambil lokasi syuting di dua pabrik gula bersejarah di Indonesia.

Salah satunya adalah Pabrik Gula Gondang Winangoen di Klaten, Jawa Tengah, yang telah berhenti beroperasi sejak 2017 dan kini berfungsi sebagai kawasan agrowisata berbasis edukasi dan rekreasi.

Selain itu, proses syuting juga dilakukan di pabrik gula di daerah Cirebon, Jawa Barat.

Baca juga: Apakah Film Pabrik Gula Diangkat dari Kisah Nyata?

Sutradara Awi Suryadi mengatakan bahwa tim produksi sempat mencari beberapa pabrik gula terbengkalai sebelum akhirnya memilih lokasi-lokasi tersebut untuk menciptakan atmosfer sesuai dengan nuansa horor yang diinginkan dalam film.

Pemilihan lokasi ini bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang autentik sesuai dengan nuansa horor yang diinginkan dalam film.

Sejauh ini, film "Pabrik Gula" mencatat pencapaian luar biasa dengan meraih lebih dari 2 juta penonton dalam enam hari penayangannya di bioskop.

Baca juga: Ada Mulyono dan Rano Karno di Film Pabrik Gula

Data dari Cinepoint menunjukkan bahwa pada Minggu (6/4/2025), film ini telah ditonton oleh 2.003.740 orang.

Kesuksesan ini menempatkan "Pabrik Gula" jauh di atas pesaing-pesaingnya, seperti "Qodrat 2", "Jumbo", "Komang", dan "Norma: Antara Mertua dan Menantu".

Dengan pencapaian ini, "Pabrik Gula" menunjukkan bahwa film horor Indonesia mampu menarik perhatian besar dari penonton dan bersaing di industri perfilman nasional.

Sinopsis Film "Pabrik Gula"

Film ini mengisahkan sekelompok buruh musiman, termasuk Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, dan Franky, yang bekerja di sebuah pabrik gula selama musim panen.

Awalnya, pekerjaan mereka berjalan lancar hingga serangkaian kejadian aneh mulai terjadi.

Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Pabrik Gula

Para buruh menghadapi teror dari kerajaan demit yang berdekatan dengan pabrik tersebut, mengakibatkan kecelakaan kerja dan kematian misterius.

Situasi semakin mencekam ketika mereka menyadari bahwa keberadaan mereka telah memicu kemarahan para demit yang menuntut nyawa sebagai balasan.