JAKARTA, KOMPAS.com- Film Samsara berhasil membawa pulang empat Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2024.
Film Garapan Garin Nugroho ini meraih Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Busana Terbaik.
Berikut beberapa fakta terkait film Samsara yang pernah menjadi pembuka ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024.
Film ini merupakan film bisu karena tidak ada dialog di dalamnya.
Walaupun demikian, film ini tetap disuguhkan apik dengan alunan musik tradisional dan modern.
Baca juga: Film Samsara Menang 4 Piala Citra FFI 2024
"Samsara ini kan film bisu dengan live musik, gabungan dari dari musik Bali orkestra dan musik elektronik," kata Garin dikutip dari 优游国际 tv.
Garin Nugroho mengatakan, film ini dibuat dengan menggunakan latar belakang periode tahun 1930.
Alasannya memilih tahun tersebut adalah karena itu merupakan tahun di mana banyak ilmuwan, seniman mulai masuk ke Bali.
"Mengambil latar belakang Bali tahun 1930, karena itu era, era ilmuwan datang ke sini, Walter Spies datang ke sini," ungkap Garin.
Baca juga: Nominasi Film Cerita Panjang Terbaik FFI 2024, Ada Samsara dan Siksa Kubur
"Era yang sangat menarik di Bali, semacam itu," lanjutnya.
Garin mengatakan, film Samsara mengangkat tema magic realism mysticism.
Di mana menurutnya ini adalah tema yang lekat dengan masyarakat Indonesia dari dulu bahkan sampai sekarang.
"Dan tema magic realism mysticism itu kan tema yang semua orang pasti akan menyukai dan mengalami," ujar Garin.
"Ini adalah tema yang penting di Indonesia maupun khususnya di Bali," imbuhnya.
Meskipun disajikan tanpa narasi, film ini memiliki pesan mendalam yang mengingatkan orang bahwa setiap manusia memiliki jiwa tamak dalam diri mereka.