JAKARTA, KOMPAS.com- Nasida Ria, grup kasidah ternama Indonesia diketahui tampil di eksibisi seni kontemporer lima tahunan, Documenta Fifteen di Jerman.
Sukses menghibur penonton di negara asing, siapa Nasida Ria? Berikut beberapa fakta untuk lebih mengenal grup kasidah tersebut.
Grup Nasida Ria dibentuk pertama kali tahun 1975 oleh guru qira'at, HM Zain dengan sembilan orang anggota yang merupakan murid-muridnya.
Tapi kemudian setelah berjalan tiga generasi bertambah hingga kini menjadi 11 orang.
Awalnya grup ini hanya menggunakan rebana, tapi kemudian mendapat sumbangan alat musik dari Wali Kota Semarang, Iman Soeparto Tjakrajoeda. Dan akhirnya memiliki berbagai jenis alat musik.
Baca juga: Nasida Ria Bawakan Kasidah di Jerman, Bikin Para Bule Berjoget
Sementara itu, nama Nasida Ria berasal dari gabungan kata Nasida atau nyanyian serta Ria yang berarti gembira.
Kemudian dari kendang, bass gitar, biola, keyboard, gitar, piano, seruling, setiap anggota Nasida Ria disebut minimal harus bisa menguasai tiga jenis alat musik dan vokal.
Hal ini bertujuan agar mereka bisa bergantian saat tampil di panggung.
Sebelum menggunakan bahasa Indonesia, grup ini sempat tampil dengan menggunakan bahasa Arab dan dibuat berdasar dakwah.
Tapi karena kental dengan nuansa Timur Tengah, musik mereka kurang diminati.
Sehingga akhirnya atas saran saran dari Kyai Ahmad Buchori Masruri, mereka mulai menggunakan bahasa Indonesia.
Grup ini populer dengan lagu "Perdamaian" yang dirilis tahun 1980-an dan membuat mereka banyak mendapat tawaran tampil, tidak hanya di dalam negeri tapi hingga ke luar negeri.
Puncak popularitas mereka di tahun 1980-1990an, di mana mereka mampu merilis dua album berisi 20 lagu dalam satu tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.