Cinta mengatakan, meskipun Indonesia telah menjadi negara demokratis dan memiliki Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang disahkan pada 2022, implementasi hukum tersebut masih jauh dari harapan.
“Enggak bisa dimungkiri walaupun UU TPKS sudah disahkan tahun 2022 kemarin, secara implementasi jauh dari sempurna dan kita tahu itu dari berbagai berita yang kita baca online maupun koran, ini adalah hal yang sangat menyedihkan,” ujar Cinta di Museum Nasional Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).
Cinta Laura juga prihatin terhadap budaya menyalahkan korban (victim blaming) yang masih marak di tengah masyarakat.
Menurut dia, fenomena ini tidak hanya memperburuk kondisi psikologis korban, tetapi juga menghambat langkah-langkah penegakan keadilan dan perubahan sosial yang lebih baik.
“Dan tentunya ini membuat aku sangat sakit hati, karena dengan perkembangan zaman walaupun banyak sudah berubah ke arah yang lebih baik tapi di negara kita masih terjadi yang namanya victim blaming di mana korban lah yang disalahkan atas apa yang terjadi atas mereka,” kata Cinta.
Ia menyadari kekerasan dan pelecehan tidak hanya menimpa perempuan, tetapi juga laki-laki dan anak-anak.
Namun, perempuan masih menjadi kelompok yang paling rentan dan paling banyak menjadi korban.
“Tak bisa dimungkiri bahwa perempuan lah mayoritas korban dari kekerasan dan pelecehan yang terjadi di negara kita,” tambah Cinta.
Lebih lanjut, Cinta mengkritisi cara media dalam memberitakan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan.
Ia menilai masih banyak media yang tidak berpihak pada korban dan cenderung menampilkan narasi yang tidak empatik, sehingga memengaruhi cara masyarakat memandang perempuan.
“Di media pun cara berita-berita ini diekspresikan tidak berpihak kepada korban. Dan bagaimana masyarakat akan menghargai perempuan kalau apa yang mereka baca atau apa yang mereka tonton tidak mendukung itu,” kata Cinta.
Melihat kondisi yang demikian, Cinta berkomitmen untuk terus menyuarakan isu ini melalui berbagai platform yang ia miliki.
Ia berharap perempuan di Indonesia bisa hidup tanpa rasa takut dan mendapatkan rasa aman serta penghargaan yang layak di mana pun mereka berada.
“Aku berusaha sekonsisten mungkin sudah 5 sampai 10 tahun terakhir melalui platformku melalui teman-teman yang akan selalu aku suarakan bagaimana kita bisa bebas pelecehan dan kekerasan dan perempuan bisa merasa aman, nyaman, dan dihargai di mana pun mereka berada,” tutur Cinta.
/hype/read/2025/04/22/084117366/cinta-laura-sayangkan-budaya-victim-blaming-terhadap-korban-kekerasan-aku