JAKARTA, KOMPAS.com - Talenan kayu banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan, seperti daya tahan yang lebih awet, ramah lingkungan, dan tidak licin saat digunakan.
Namun, talenan kayu memerlukan pembersihan dan perawatan lebih dibanding material talenan lainnya. Hal ini karena talenan kayu dapat menjadi sarang bakteri dan kuman, terlebih jika tidak membersihkannya dengan benar.
Belum lagi, ada sejumlah kesalahan yang harus dihindari saat merawat talenan kayu demi menjaga peralatan tahan lama serta menghindari kuman dan bakteri.
Dikutip dari Foodie, Rabu (18/12/2024), berikut beberapa kesalahan merawat talenan kayu yang bikin jadi sarang kurang dan tidak awet.
Sebaiknya, membersihkan talenan setiap kali selesai digunakan. Melewatkan pembersihan menyeluruh dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan kontaminasi silang, terutama jika menggunakan satu talenan untuk semua bahan makanan.
Untuk membersihkan talenan setelah digunakan, cukup siapkan air hangat, sabun cuci piring, spons atau sikat yang lembut, serta handuk bersih dan kering.
Kemudian, mencuci talenan kayu menggunakan sabun cuci piring dan air hangat. Gosok dengan lembut menggunakan spons atau sikat. Pastikan membersihkan kedua sisi talenan kayu untuk menghilangkan kotoran yang mungkin menempel di meja dapur atau bagian belakang papan.
Tidak mengeringkan dengan benar
Selanjutnya, kesalahan merawat talenan kayu adalah tidak mengeringkannya dengan benar.
Setelah dicuci, talenan kayu harus dikeringkan dengan kain lap atau tisu dapur untuk memastikan tidak ada air yang menggenang.
Hal ini karena kayu memiliki permukan yang berpori yang membuat air dapat meresap ke dalam talenan, yang akhirnya menyebabkan jamur dan lumut.
Bahkan, setelah dikeringkan dengan kain atau tisu, talenan kayu kemungkinan masih basah. Jadi, sebaiknya biarkan talenan kayu hingga kedua sisinya benar-benar kering, kemudian simpan ke tempatnya.
Talenan kayu dapat menyerap bau dari makanan, terutama makanan dengan bau menyengat, seperti bawang putih dan ikan.
Jika bau ini tidak dinetralkan, talenan kayu bisa mempengaruhi rasa makanan. Untungnya, masalah ini dapat diatasi menggunakan penghilang bau alami.
Caranya, bersihkan talenan kayu setelah setiap kali digunakan dengan menggosokan garam dan lemon, kemudian lanjutnya baking soda atau cuka.
Untuk metode baking soda, buat pasta dari air dan baking soda engan perbandingan 1:3, lalu oleskan pada permukaan talenan kayu, gosok secara menyeluruh, dan biarkan selama beberapa menit.
Jika menggunakan cuka, tuangkan cuka putih pada talenan, lap permukaannya, kemudian bilas hingga bersih, dan biarkan talenan kayu benar-benar kering.
Membersihkan dengan bahan pembersih yang salah
Membersihkan dengan bahan pembersih yang salah juga menjadi kesalahan merawat talenan kayu yang dilakukan.
Untuk pembersihan harian, cuci talenan dengan sabun cuci piring biasa atau menggunakan bahan alami, seperti garam dan lemon.
Namun, untuk mengatasi masalah lebih besar, seperti bau atau noda membandel, bersihkan talenan kayu secara menyeluruh.
Meski demikian, hati-hati menggunakan bahan pembersih yang keras, seperti pemutih. Meski dapat melawan bakteri, pemutih bisa menodai dan menyebabkan retakan pada talenan kayu, yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, jamur, juga lumut.
Terakhir, kesalahan merawat talenan kayu adalah mengabaikan retakan.
Seiring berjalannya waktu, kualitas talenan kayu akan menurun meskti telah merawatnya dengan baik, seperti mengalami retakan, goresan, atau lengkungan.
Retakan dan goresan ini dapat menjadi tempat untuk kuman dan bakteri. Maka itu, apabila talenan kayu sudah menunjukkan kerusakan signifikan, sebaiknya menggantinya dengan yang baru untuk mencegah kerusakan lebih parah.
/homey/read/2024/12/18/074500876/5-kesalahan-merawat-talenan-kayu-yang-bikin-sarang-kuman