Baik lantai laminasi maupun linoleum memiliki ratusan gaya berbeda dengan harga terjangkau. Kedua jenis lantai ini juga cocok dengan semua gaya rumah serta tahan lama.
Lantai linoleum terbuat dari kombinasi biji rami dan gabus, yang kemudian dipres dan dicetak untuk membentuk lembaran dekoratif besar yang berkelanjutan serta terjangkau.
Sedangkan lantai laminasi terbuat dari kombinasi tiga lapisan atau lebih, yakni lapisan dasar, keausan, dan gambar, yang disatukan untuk membentuk satu bahan. Meski sangat tahan lama, lantai laminasi memiliki umur sangat pendek.
Lantai laminasi dan linoleum memiliki sejumlah perbedaan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan mengetahui perbedaan masing-masing, membantu Anda menentukan pilihan terbaik.
Nah, dikutip dari Angi, Minggu (12/2/2023), berikut sejumlah plus minus lantai laminasi dan linoleum.
Hipoalergenik
Berbeda dengan karpet atau lantai kayu yang rentan berdebu, debu dan kotoran tidak akan berkumpul di atas lantai linoleum.
Lantai linoleun juga mengeluarkan lebih sedikit senyawa organik yang mudah menguap atau VOC daripada lantai laminasi atau vinil sehingga menjadikannya pilihan sangat baik bagi siapa saja yang memiliki alergi.
Ramah lingkungan
Lantai linoleum terbuat dari 100 persen bahan organik yang dapat terurai secara hayati dan tidak membutuhkan banyak karbon untuk diproduksi, seperti gabus dan biji rami.
Tak heran, membuat lantai linoleum menjadi pilihan lantai yang sangat berkelanjutan.
Kekurangan lantai linoleum
Tidak selalu tahan air
Meski beberapa merek lantai linoleum tahan air, tapi tidak semuanya seperti itu. Mak itu, penting untuk memeriksa ulang sebelum membuat pilihan akhir Anda.
Biaya pemasangan tinggi dan ROI rendah
Lantai linoleum memiliki harga relatif terjangkau, tetapi biaya pemasangannya lebih tinggi. Itu karena, tidak seperti lantai komposit lainnya, lantai ini dijual dalam bentuk lembaran, bukan panel, sehingga lebih sulit dipasang dan tidak mudah dilakukan sendiri.
Meskibiayanya mahal, Anda tidak dapat mengharapkan lantai linoleum dapat meningkatkan nilai rumah Anda.
Rentan terhadap kerusakan tertentu
Walau tahan terhadap goresan, lantai linoleum dapat berubah warna karena terlalu banyak terpapar sinar matahari dan penyok akibat furnitur yang berat.
Memiliki berbagai macam gaya
Karena hampir semua tekstur atau warna dapat dicetak pada lantai laminasi dengan sukses, tidak sulit menemukan gaya yang sesuai dengan selera Anda.
Mulai dari, kayu hingga laminasi yang terlihat seperti marmer akan membantu Anda mencapai estetika yang diinginkan.
Dapat meningkatkan nilai rumah
Mengganti lantai lama, seperti vinil dan linoleum, dengan lantai laminasi dapat meningkatkan nila rumah. Namun, ini tidak berlaku untuk mengganti lantai kayu.
Kekurangan lantai laminasi
Umur pendek
Karena lantai laminasi tidak dapat dipelitur ulang dan tidak mudah diperbaiki tanpa alat khusus, ini membuatnya memiliki umur sangat pendek, maksimal tiga hingga 10 tahun.
Berisik
Seperti jenis lantai terapung lainnya, lantai laminasi akan bergema dan berderit lebih sering daripada lantai linoleum.
Kurang berkelanjutan
Lantai laminasi pada dasarnya kurang berkelanjutan karena menggunakan bahan berbasis minyak bumi yang memiliki jejak karbon tinggi dan telah diketahui melepaskan VOC.
/homey/read/2023/02/12/081500976/lantai-laminasi-vs-linoleum-mana-yang-terbaik-untuk-rumah-