YERUSALEM, KOMPAS.com - Militer Israel melaporkan bahwa mereka telah melancarkan serangan udara ke dua pangkalan militer di Suriah tengah, termasuk Kota Palmyra, pada Jumat (21/3/2025).
Serangan terbaru ini merupakan bagian dari serangkaian serangan udara Israel di Suriah sejak kelompok pemberontak menggulingkan Presiden Bashar Al Assad pada Desember lalu.
Israel beralasan bahwa mereka ingin mencegah senjata jatuh ke tangan pemerintah baru Suriah.
Baca juga:
"Baru saja, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang kemampuan strategis militer yang tersisa di pangkalan militer Suriah di Tadmur dan T4," demikian pernyataan militer Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa negaranya tidak akan menoleransi keberadaan pasukan dari pemerintahan baru Suriah di selatan Ibu Kota Damaskus.
Ia juga menuntut agar wilayah selatan Suriah sepenuhnya didemiliterisasi guna menghindari ancaman terhadap Israel.
Pengamat perang dari Syrian Observatory for Human Rights, yang berbasis di Inggris, mengonfirmasi bahwa pesawat tempur Israel telah menyerang pangkalan udara militer di Palmyra.
Namun, hingga kini belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban atau dampak kerusakan akibat serangan tersebut.
Baca juga:
Menanggapi serangan ini, Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Israel melakukan kampanye sistematis untuk mengguncang stabilitas negara mereka.
Sejak jatuhnya Assad, pemerintahan baru Suriah berusaha menjauhkan diri dari afiliasi masa lalunya.
Akan tetapi, Israel tetap menganggap mereka sebagai ancaman dan terus melakukan operasi militer untuk membatasi pengaruh mereka di wilayah tersebut.
Serangan udara ini semakin memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang telah dilanda berbagai konflik sejak beberapa tahun terakhir.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.