Sementara itu, untuk layanan kereta api mengalami kesulitan. Di wilayah Chugoku di Jepang bagian barat, 60 persen jalur kereta api menanggung kurang dari setengah biaya operasionalnya. Di beberapa tempat, jalur pedesaan telah berhenti beroperasi sepenuhnya.
Di daerah yang menua dan mengalami depopulasi, transportasi umum terhambat tidak hanya karena kurangnya penumpang, tetapi juga karena kekurangan staf.
Usia rata-rata pengemudi taksi di Prefektur Hiroshima, misalnya, adalah 63 tahun, meningkat tujuh tahun dibandingkan dengan satu dekade lalu.
Hal menarik yang dilakukan Jepang ialah memberikan akses transportasi umum kepada rakyatnya. Bahkan layanan kereta api yang harusnya ditutup karena sudah sepi, tetap melayani hanhya satu penumpang saja.
Dikutip dari Sora News24 pada 27 Maret 2016, Stasiun Kyu-shirataki tetap buka hanya untuk melayani satu penumpang atau siswi hingga dia lulus sekolah.
Baca juga: Aktor Top Bintang Iklan Bir di Jepang Dipecat karena Mabuk
Tepat di hari kelulusan siswi tersebut pada 25 Maret 2016, Stasiun Kyu-shirataki di Hokkaido kemudian resmi tutup.
Bahkan berita tentang penundaan penutupan stasiun Kyu-shirataki untuk menampung seorang siswi mulai menjadi berita utama di Jepang pada 2015 dan telah menjadi berita internasional.
Para pemimpin daerah tahu bahwa masalah ini serius. Di setiap kotamadya yang disurvei oleh World Economic Forum, para pejabat menilai tantangan keberlanjutan transportasi sebagai "sangat mendesak" atau "mendesak".
Namun, mereka sering kali tidak memiliki informasi dan alat untuk membuat keputusan perencanaan yang cerdas dan berbasis bukti.
Misalnya, beberapa kotamadya yang tidak memiliki data jumlah penumpang yang akurat untuk jalur bus yang dioperasikan secara pribadi.
Dan kotamadya yang memiliki data sebagian besar tidak memiliki data yang berguna, data mereka dikumpulkan berdasarkan operator atau jalur bus. Hanya satu dari 23 kotamadya yang memiliki jumlah penumpang untuk setiap halte bus.
Untuk memanfaatkan peluang tersebut sebaik-baiknya, pemerintah daerah perlu menerapkan solusi mobilitas yang tepat untuk keadaan khusus mereka.
Beberapa wilayah pedesaan Jepang sudah bereksperimen dengan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada 2017, kota Jinseki Kogen, di Prefektur Hiroshima, mengganti layanan bus rute tetap dan sesuai permintaan dengan subsidi taksi untuk lansia, penyandang disabilitas, dan orang-orang yang tidak memiliki SIM.
Baca juga: Kota di Jepang Akan Publikasikan Nama Orang yang Langgar Aturan Buang Sampah
Jumlah pengguna dan kepuasan yang dilaporkan melonjak, dengan kenaikan biaya yang hanya sedikit. Satu manfaat yang tidak terduga, jumlah lansia yang menyerahkan SIM mereka melonjak enam kali lipat pada tahun pertama program.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.