KYIV, KOMPAS.com - Tepat pada Selasa (19/11/2024) hari ini adalah 1.000 hari invasi Rusia ke Ukraina. Sejak saat itu, Ukraina terus digempur oleh pasukan Rusia.
Tak hanya rudal atau pesawat nirawak, tetapi serangan darat tentara Rusia juga masih menggempur wilayah Ukraina.
Karena itu, Ukraina meminta izin kepada Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Ukraina untuk menembakkan rudal jarak jauh AS ke wilayah Rusia.
Baca juga: Rusia Janji Beri Respons jika Ukraina Tembakkan Rudal Jarak Jauh AS
Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden memberikan izin tersebut untuk dapat digunakan terhadap target yang lebih dalam di Rusia.
Namun, perubahan dramatis dalam kebijakan tersebut mungkin akan berbalik ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025.
Para ahli militer memperingatkan bahwa hal itu sendiri tidak akan cukup untuk mengubah arah perang yang telah berlangsung selama 1.000 hari tersebut.
Pasalnya, ribuan warga Ukraina telah tewas, lebih dari 6 juta orang hidup sebagai pengungsi di luar negeri dan populasinya telah turun seperempat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi melalui darat, laut, dan udara yang memulai konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Sebagaimana diberitakan Reuters, kerugian militer sangat besar, meskipun tetap menjadi rahasia yang dijaga ketat.
Baca juga: Menlu Ukraina: Rudal Jarak Jauh AS Bisa Ubah Permainan di Medan Perang
Perkiraan publik Barat berdasarkan laporan intelijen sangat bervariasi, tetapi sebagian besar mengatakan bahwa ratusan ribu orang telah terbunuh atau terluka di kedua belah pihak.
Tragedi telah menyentuh keluarga di setiap sudut Ukraina, di mana pemakaman militer merupakan hal biasa di kota-kota besar dan desa-desa terpencil.
Bahkan, orang-orang kelelahan karena setiap malam tanpa tidur nyenyak dengan adanya sirene serangan udara yang diliputi rasa sedih.
Sekarang dengan kembalinya Trump, ia telah berjanji untuk mengakhiri pertempuran dengan cepat, tanpa mengatakan bagaimana caranya.
Maka dari itu, menimbulkan pertanyaan akan masa depan bantuan militer AS dan front persatuan Barat melawan Putin seperti apa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, minggu lalu bahwa Ukraina harus melakukan yang terbaik untuk mengakhiri perang tahun depan melalui cara diplomatik.
Baca juga: Delegasi Rusia Berkunjung ke Korea Utara, Ini Tujuannya
Namun, ia dengan tegas menutup semua pembicaraan tentang gencatan senjata sebelum jaminan keamanan yang tepat diberikan kepada Ukraina.