WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemungutan suara pada Pilpres AS 2024 telah berakhir beberapa hari yang lalu. Hasil hitung cepat, Donald Trump dari Partai Republik menang atas Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Namun, bagaimana kepemimpinan Trump sekarang? Apakah akan berbeda dengan masa kepemimpinan pertamanya dulu?
Sebagaimana diberitakan Sky News pada Jumat (8/11/2024), di akhir masa jabatan presiden Trump, New York Times menyatakan: "Eksperimen yang mengerikan telah berakhir - Presiden Donald J Trump: Tamat".
Baca juga: Partai Republik Diproyeksikan Meraih Kemenangan di Kursi DPR AS
Namun, pada Pilpres 2020, Trump kembali mencalonkan diri dan kalah dari saingannya dari Partai Demokrat yakni Joe Biden.
Jika masa jabatan Trump pertama (2016-2020) adalah eksperimennya, maka dimungkinkan masa jabatan Trump kedua (2024-2028) akan menjadi kenyataan.
Pada 2016, Donald Trump adalah seorang pemula politik. Itulah daya tarik bagi mereka yang memilihnya. Dia tidak tahu bagaimana Washington bekerja, dan dia tidak tahu bagaimana memerintah.
Namun, dia belajar sambil bekerja saat dia menjalani masa jabatan pertamanya dengan kacau.
Dengan ketepatan seperti anak magang, dia memecat mereka yang menentangnya. Mereka sebagian besar adalah orang-orang yang berasal dari kalangan elit.
Kali ini, para pengamat Trump di Washington percaya bahwa dia akan lebih terorganisasi. Dia akan tahu siapa yang harus dipekerjakan.
Mereka akan menjadi loyalis, orang-orang yang dia incar dan kenal selama delapan tahun terakhir.
Donald Trump telah menunjuk Susie Wiles akan menjadi Kepala Staf Gedung Putih. Dia adalah konsultan politik veteran yang menjalankan kampanye kemenangannya.
Di bawah bayang-bayangnya selama bertahun-tahun, dia adalah operator politik yang cerdik yang kariernya dimulai sebagai staf junior pada kampanye pemilihan Ronald Reagan.
Dia pernah diperlakukan seperti anak magang, dipecat oleh Trump pada 2020 menjelang pemilihan presiden setelah terjadi perselisihan.
Baca juga: Bisakah Korea Selatan Kirim Pasukan ke Ukraina untuk Ikut Perang?
Namun, Trump segera menyadari nilainya lagi. Dia memercayainya dan dia tahu persis bagaimana dia bekerja.
Trump mengenal Wiles lebih baik daripada keempat kepala staf yang dia rekrut selama masa jabatan pertamanya, dan yang terpenting dia dipuji karena berusaha menjaga disiplin kampanyenya.