优游国际

BEIRUT, KOMPAS.com - Kelompok Hezbollah Lebanon yang didukung Iran pada Sabtu (10/8/2024) mengeklaim, telah meluncurkan drone yang sarat bahan peledak ke pangkalan militer Israel utara menyusul pembunuhan seorang komandan Hamas di Lebanon selatan sehari sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan, Hezbollah menyampaikan, pasukannya telah meluncurkan skuadron pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak di pangkalan Michve Alon di dekat Kota Safed, Galilea.

"Sebagai tanggapan atas serangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di kota Sidon pada Jumat (9/8/2024)," jelas Hezbollah, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Israel-Hezbollah Saling Serang, Timbulkan Korban Jiwa

Kantor media Hezbollah mengatakan, ini adalah kali pertama kelompok tersebut menargetkan pangkalan tersebut.

Pada Jumat, sebuah serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di Kota Sidon, Lebanon selatan, dilaporkan menewaskan seorang komandan Hamas.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengonfirmasi, Samer al-Hajj terbunuh dalam serangan Israel di Kota Sidon.

Militer Israel juga mengeklaim, pesawatnya menghantam daerah Sidon dan "melenyapkan" Hajj, yang diidentifikasi sebagai "komandan senior" untuk Hamas di Lebanon.

Ini adalah serangan pertama dari jenisnya di Sidon sejak Hamas melancarkan serangan 7 Oktober terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza dan mendorong sekutunya di Lebanon, Hezbollah, untuk mulai melakukan kontak senjata hampir setiap hari dengan tentara Israel dalam upaya untuk mengikat pasukannya.

Selama 10 bulan terakhir, pertempuran lintas batas tercatat telah menewaskan sekitar 562 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang, tetapi juga termasuk setidaknya 116 warga sipil.

Baca juga:

• Tanggapan Israel soal Kabar Iran dan Hezbollah Akan Balas Kematian Haniyeh-Fuad Shukr
• WNI Ceritakan Situasi Lebanon di Tengah Eskalasi Konflik Hezbollah-Israel
• Pemimpin Hezbollah Berseru Konflik dengan Israel Kini Masuk Fase Baru

Di pihak Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok, sedikitnya 22 tentara dan 26 warga sipil telah terbunuh, menurut data militer.