Penulis: VOA Indonesia
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Direktur dari badan yang bertugas melindungi presiden dan mantan presiden Amerika Serikat (AS) mengakui adanya "kegagalan operasional yang paling signifikan" dalam beberapa dekade terakhir dalam upaya pembunuhan mantan Presiden Donald Trump.
Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle hadir di hadapan anggota parlemen pada Senin (22/7/2024), sembilan hari setelah seorang laki-laki berusia 20 tahun memanjat atap dekat lokasi sebuah kampanye Trump di Butler, Pennsylvania.
Penyerang melepaskan beberapa tembakan, melukai mantan presiden itu dan dua orang yang hadir dalam kampanye tersebut, serta menewaskan seorang laki-laki lainnya.
Baca juga: Muncul Pendapat Michelle Obama Jadi Satu-satunya Sosok yang Bisa Kalahkan Trump, Bukan Kamala Harris
"Kami gagal," demikian kesaksian Cheatle. "Sebagai direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, saya bertanggung jawab penuh atas setiap kelalaian keamanan di lembaga kami.
"Saya akan melakukan segala cara untuk memastikan insiden seperti 13 Juli ini tidak akan terjadi lagi," tambahnya.
Cheatle mengatakan bahwa pertanggungjawaban lengkap dari badan tersebut atas kegagalannya tidak akan tersedia sampai sekitar 50 hari lagi, dan berulang kali menolak untuk menjawab pertanyaan dengan alasan penyelidikan internal sedang berlangsung.
Dia juga membuat marah Partai Republik dan Demokrat di Komite Pengawasan DPR dengan penolakannya untuk mengundurkan diri.
"Karena Donald Trump masih hidup, dan syukurlah dia masih hidup, Anda terlihat tidak kompeten," kata Perwakilan Partai Republik Mike Turner, yang juga mengetuai Komite Intelijen DPR.
"Jika Donald Trump terbunuh, Anda akan terlihat bersalah," tambah Turner. "Anda tidak hanya harus mengundurkan diri, tetapi jika Anda menolak untuk melakukannya, Presiden (Joe) Biden harus memecat Anda."
Para anggota Partai Demokrat di komite tersebut juga geram.
"Mengapa dia (Trump) diizinkan naik ke atas panggung dengan seseorang yang mencurigakan diketahui berada di antara kerumunan orang?" tanya anggota Komite Pengawasan, Perwakilan Jaime Raskin.
Cheatle membela keputusannya untuk tetap bekerja di badan tersebut meskipun gagal melindungi mantan Presiden Donald Trump dari bahaya pada kampanye di Pennsylvania.
"Seperti halnya setiap agen Secret Service, kami tidak mengelak dari tanggung jawab kami," katanya. "Saya akan tetap bekerja dan bertanggung jawab kepada badan ini, kepada komite ini, kepada mantan presiden dan kepada publik Amerika."
Namun, tidak banyak rincian tentang mengapa seorang calon pembunuh bisa berada dalam jarak 140 meter dari Trump dengan jarak pandang yang lurus.