WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rektor atau Presiden Universitas Columbia Nemat Minouche Shafik mendapat kecaman dari banyak pihak karena memanggil polisi New York untuk membongkar paksa tenda perkemahan para pedemo di kampus.
Mereka yang mengecam ialah mahasiswa, dosen, dan pengamat dari luar untuk membubarkan pedemo yang menentang perang Israel-Hamas di Gaza Palestina.
Setelah pertemuan dua jam pada hari Jumat, Senat Universitas Columbia menyetujui resolusi bahwa pemerintahan Shafik telah merusak kebebasan akademik dan mengabaikan privasi dan hak proses hukum mahasiswa dan anggota fakultas dengan memanggil polisi.
Baca juga: Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan
"Keputusan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai penghormatan pemerintah terhadap tata kelola bersama dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan di universitas," kata senat Universitas Columbia, dikutip dari Reuters pada Sabtu (27/4/2024).
Senat yang sebagian besar terdiri dari dosen dan staf lain, ditambah beberapa mahasiswa, tidak menyebut nama Shafik dalam resolusinya dan menghindari kata-kata kecaman yang lebih keras.
Resolusi tersebut membentuk satuan tugas yang dikatakan akan memantau tindakan korektif yang diminta senat kepada pemerintah untuk menangani protes.
Belum ada tanggapan segera terhadap resolusi tersebut dari Shafik, yang merupakan anggota senat tapi tidak menghadiri pertemuan hari Jumat (26/4/2024).
Baca juga: Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS
Juru bicara Universitas Columbia Ben Chang mengatakan, pemerintah memiliki tujuan yang sama dengan senat, yakni untuk memulihkan ketenangan di kampus dan berkomitmen untuk berdialog berkelanjutan.
Polisi menangkap lebih dari 100 orang di kampus Columbia minggu lalu dan memindahkan tenda dari halaman utama kampus sekolah di Manhattan.
Namun, para pengunjuk rasa segera kembali dan mendirikan tenda lagi sehingga mempersempit pilihan Columbia untuk membongkar perkemahan tersebut.
Sejak itu, ratusan pengunjuk rasa telah ditangkap di sekolah-sekolah dari California hingga Boston ketika para siswa mendirikan kamp serupa dengan yang ada di Columbia.
Mereka menuntut agar sekolahnya divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan militer Israel.
Pada hari Jumat, setidaknya 40 pengunjuk rasa ditangkap di Denver di Kampus Auraria, sebuah institusi yang dimiliki oleh Universitas Colorado Denver, Universitas Negeri Metropolitan Denver, dan Community College of Denver, menurut siaran pers dari sekolah tersebut.
Sementara itu, beberapa blok dari Gedung Putih, sekitar 200 pengunjuk rasa di Universitas George Washington masih berkumpul untuk hari kedua pada hari Jumat.
Baca juga: Warga Israel Demo Tuntut PM Netanyahu Mundur
Pihak kampus mengatakan, mahasiswanya tidak mengikuti petunjuk untuk keluar, dan beberapa dari mereka diskors dan dilarang masuk kampus untuk sementara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.