BEIJING, KOMPAS.com - China pada Rabu (17/4/2024) mengatakan, banyak pekerjaan yang perlu dilakukan sebelum konferensi perdamaian perang Rusia-Ukraina di Swiss.
China dan Rusia meningkatkan kerja sama ekonomi dan kontak diplomatik dalam beberapa tahun terakhir. Kemitraan strategis mereka juga semakin erat sejak invasi ke Ukraina.
Meskipun China mengaku netral dalam konflik di Ukraina bahkan berusaha menjadi mediator, "Negeri Tirai Bambu" tetap dikritik karena enggan mengecam serangan Rusia.
Baca juga: Ukraina Kehabisan Rudal untuk Lindungi Pembangkit Listrik Utama
Ketika perang sudah memasuki tahun ketiga, Pemerintah Swiss pekan lalu mengumumkan menjadi tuan rumah konferensi perdamaian tingkat tinggi untuk Ukraina pada pertengahan Juni, tetapi Rusia tidak akan hadir.
Setelah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing pada Selasa (16/4/2024), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa mereka sepakat berkoordinasi secara intensif dan positif dalam mempromosikan konferensi tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik pernyataan itu dengan mengatakan, China dapat membantu mewujudkan perdamaian yang adil bagi negaranya.
Namun, China enggan mengonfirmasi secara khusus bahwa mereka akan menghadiri pertemuan tersebut.
China hanya mengatakan, Xi mendukung konferensi yang diakui oleh Rusia dan Ukraina, serta masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum konferensi dilaksanakan.
"(Xi) mendukung diadakannya konferensi perdamaian internasional pada waktunya... dengan partisipasi yang setara dari semua pihak," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian, dikutip dari kantor berita AFP.
“China percaya bahwa konflik apa pun pada akhirnya harus diselesaikan melalui saluran diplomatik dan negosiasi politik,” tambah Lin.
“Satu-satunya jalan keluar dari krisis Ukraina adalah melalui meja perundingan.”
Baca juga:
Adapun Scholz pada Selasa (16/4/2024) mendesak Xi menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina dan menarik pasukan.
Stasiun televisi negara China CCTV pada Selasa melaporkan, Xi menetapkan empat prinsip untuk mencegah krisis Ukraina menjadi tidak terkendali dan mengembalikan perdamaian.
"(Bangsa-bangsa harus fokus pada) menegakkan perdamaian dan stabilitas serta menahan diri dari mencari keuntungan egois,” ucap Xi, seraya meminta mereka mendinginkan situasi dan tidak memanas-manasi keadaan.
Empat prinsip tersebut sejalan dengan makalah Beijing tahun lalu yang meminta penyelesaian politik terhadap konflik tersebut, yang menurut negara-negara Barat dapat memungkinkan Rusia menguasai sebagian besar wilayah yang telah direbut dari Ukraina.
Baca juga: Ukraina Mengeluh, Barat Banyak Bantu Israel Saat Diserang Iran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.