优游国际

Baca berita tanpa iklan.

2 Tahun Taliban Berkuasa Lagi, Warga Afghanistan: Seperti Mimpi Buruk

优游国际.com - 17/08/2023, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sumber

Penulis: Shabnam von Hein/DW Indonesia

KABUL, KOMPAS.com - Ketika perhatian global mulai berkurang, banyak warga Afghanistan merasa terabaikan. Dalam dua tahun Taliban kembali berkuasa, banyak aturan pembatasan yang kejam untuk para warga, terutama perempuan dan anak-anak.

"Sejujurnya, saya merasa seperti hidup dalam mimpi buruk. Sulit untuk memahami apa yang telah kami lalui dalam dua tahun terakhir," kata Maryam Marof Arwin (29) kepada DW melalui telepon.

Arwin, yang tinggal di Kabul, mendirikan sebuah LSM bernama Organisasi Kesejahteraan Perempuan dan Anak Afghanistan. Namun, organisasi itu direbut oleh Taliban dua tahun lalu, pada 15 Agustus 2021, saat Taliban merebut ibu kota Afghanistan dan menggulingkan pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.

Baca juga: Anggota Taliban Lakukan Kunjungan Tak Resmi ke Indonesia pada Awal Juli 2023

Ketika pasukan AS dan NATO menarik diri dari negara yang dilanda konflik setelah perang selama dua dekade itu, para milisi dari kelompok fundamentalis menaklukkan seluruh bangsa hanya dalam hitungan minggu.

Meskipun pada awalnya Taliban berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan, tetapi Taliban justru memberlakukan aturan pembatasan yang kejam terhadap perempuan dan anak-anak.

Sebagian besar perempuan dan anak perempuan, telah dilarang berpartisipasi dalam kehidupan publik, lembaga pendidikan hingga pasar tenaga kerja. Kebebasan bergerak pun juga sangat dibatasi.

Peringatan bahkan sebelum pengambilalihan Taliban

"Saya tidak begitu mengerti dari mana datangnya harapan bahwa Taliban telah berubah atau bahkan menjadi lebih baik," kata Arwin. "Kami hanya tahu bahwa dengan berkuasanya Taliban, kami kehilangan semua yang telah kami capai, " tambahnya.

"Dua puluh hari sebelum Taliban berkuasa, kami, para aktivis perempuan dan perwakilan masyarakat sipil di Kabul, mengadakan konferensi pers untuk sekali lagi menyadarkan masyarakat dunia tentang situasi kami ini," jelasnya.

"Kami berkata, 'Lihatlah daerah-daerah yang telah dikuasai oleh Taliban pada saat itu dan lihatlah bagaimana mereka merendahkan hak-hak perempuan. Tapi tidak ada yang mau mendengarkan kami."

Bahkan sebelum mereka merebut Kabul, Taliban secara bertahap telah menguasai sebagian besar wilayah pedesaan Afghanistan. Di wilayah yang mereka kendalikan itu, banyak perempuan dan anak perempuan dikurung di dalam rumah.

Peran gender tradisional sebagai seorang anak perempuan, istri, atau seorang ibu, bahkan tidak jauh berbeda dengan kehidupan di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya, dari tahun 1996 hingga 2001.

Pada waktu itu, perempuan dan anak perempuan juga tidak diizinkan untuk belajar atau pun bekerja, dan hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka jika ditemani oleh kerabat laki-laki.

Banyak perempuan juga sering dicambuk atau dieksekusi di depan umum, jika mereka melanggar aturan pemerintahan Taliban.

Situasi saat ini tidak jauh berbeda dengan kekuasaan Taliban di tahun 1990-an, kata Alema Alema, mantan wakil menteri perdamaian Afghanistan, kepada tim DW.

Halaman:

Terkini Lainnya

Lautan Pelayat Jelang Pemakaman Paus Fransiskus: 250.000 Orang, 107 Tamu Negara Hadir

Lautan Pelayat Jelang Pemakaman Paus Fransiskus: 250.000 Orang, 107 Tamu Negara Hadir

Global

Internasional
Daftar 107 Tamu Negara Pemakaman Paus Fransiskus, Termasuk Jokowi

Daftar 107 Tamu Negara Pemakaman Paus Fransiskus, Termasuk Jokowi

Global
Trump dan Biden Hadiri Pemakaman Paus, Sejarah 2005 Terulang

Trump dan Biden Hadiri Pemakaman Paus, Sejarah 2005 Terulang

Global

Internasional
[POPULER GLOBAL] Penyesalan Paus Fransiskus | China Batal Beli Boeing

[POPULER GLOBAL] Penyesalan Paus Fransiskus | China Batal Beli Boeing

Global

Internasional

Internasional
Kesehatan Mantan Presiden Brasil Memburuk Usai Terima Panggilan Sidang

Kesehatan Mantan Presiden Brasil Memburuk Usai Terima Panggilan Sidang

Global
Jenderal Rusia Tewas Akibat Bom Mobil Dekat Moskwa

Jenderal Rusia Tewas Akibat Bom Mobil Dekat Moskwa

Global
Peti Jenazah Paus Fransiskus Akan Disegel dalam Upacara Liturgi Malam Ini

Peti Jenazah Paus Fransiskus Akan Disegel dalam Upacara Liturgi Malam Ini

Global
100 Hari Pemerintahan Trump: Masa Jabatan Kedua Lebih Otoriter

100 Hari Pemerintahan Trump: Masa Jabatan Kedua Lebih Otoriter

Global
Rusia: 80 Tahun Kemenangan di Perang Patriotik Raya

Rusia: 80 Tahun Kemenangan di Perang Patriotik Raya

Global
Ribuan Warga Istanbul Mengungsi di Masjid dan Sekolah Usai Gempa Turkiye, Korban Luka 236

Ribuan Warga Istanbul Mengungsi di Masjid dan Sekolah Usai Gempa Turkiye, Korban Luka 236

Global

Internasional
Baca berita tanpa iklan.

Terpopuler

1
2
3
4
5
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau