Hala harus melakukan tes DNA dan menunggu hampir sepuluh hari untuk mendengar kabar.
Khalil dan Hala khawatir Afraa diculik, sehingga mereka menunggu selama mungkin di rumah sakit untuk berjaga-jaga
"Baik polisi sipil dan militer membantu kami melindunginya," kata Hala. "Jumlah mereka banyak. Mereka tinggal di kamar sebelah Afraa dan mengawasinya siang dan malam."
Akhirnya, hasil tes DNA memastikan Hala adalah saudara sedarah--saudara perempuan ayah Afraa--dan gadis kecil itu dapat meninggalkan rumah sakit.
Baca juga: Ribuan Orang Ingin Adopsi Aya, Bayi yang Lahir di Bawah Puing-puing Gempa Suriah
Salah satu hal pertama yang dilakukan Khalil dan Hala adalah memberinya nama baru yaitu Afraa sesuai nama ibu kandungnya.
"Saat dia dewasa, saya akan ceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan kepadanya foto ibu, ayah, dan saudara-saudaranya. Kami memakamkan mereka keesokan harinya di desa terdekat bernama Haji Iskandar, tempat Pertahanan Sipil menggali kuburan massal."
Hala juga hamil bersamaan ibu Afraa, dan tiga hari setelah Afraa lahir Hala pun melahirkan bayi perempuan. Mereka memanggilnya Ataa sesuai nama bibi lain yang tewas dalam gempa.
Akan tetapi, rumah mereka di Jindayris rusak parah sehingga tidak bisa tinggal di sana lagi.
"Retaknya besar dan tidak aman," kata Khalil. "Saya kehilangan rumah dan mobil saya, rasanya seperti kembali ke titik awal. Saya bahkan tidak mampu menyekolahkan anak-anak saya."
Mereka kini tinggal di tenda di kamp selama dua bulan. Hidup di sana sangat sulit, sangat panas, apalagi mereka memiliki dua bayi.
Keluarga itu akhirnya menemukan rumah kontrakan yang ditinggali sekarang, tetapi mereka khawatir tidak akan bisa tinggal lama.
"Ini sangat mahal dan saya tidak tahu apakah kami bisa mengontraknya lebih lama sesuai kebutuhan pemiliknya," kata Khalil.
Orang-orang menawarkan Khalil dan Hala pindah ke Uni Emirat Arab atau Inggris tetapi dia menolaknya.
"Sejujurnya, saya masih khawatir (jika pergi ke luar negeri) mereka akan mengambil Afraa dari kami."
"Ada orang yang hidup dalam kondisi lebih buruk di Jindayris," lanjut Khalil.
Akibat gempa Suriah, setidaknya 4.500 orang tewas dan sekitar 50.000 keluarga mengungsi, menurut PBB.
Baca juga: 1.200 Orang Tewas, Ini Penyebab Kenapa Gempa Turkiye-Suriah Begitu Mematikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.