Dia meminta agar mengizinkan wartawan kembali ke dalam menara untuk mengambil barang-barang mereka.
"Yang saya minta adalah membiarkan empat orang ... masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka," katanya, menurut AP.
"Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 menit," kata dia saat itu. Tapi permohonan itu ditolak.
"Kamu telah menghancurkan pekerjaan, kenangan, dan hidup kami. Aku akan menutup telepon, lakukan apa yang kamu inginkan. Ada Tuhan," ucapan terakhir Mahdi kepada IDF saat itu.
Di antara lantai beton gedung yang runtuh, Mahdi melihat melalui puing-puing bersama kru kamera Insider.
Dia mengangkat singlet dengan karakter kartun di atasnya. Menurutnya pakaian itu biasa diproduksi di Gaza, dan digunakan orang untuk bepergian.
"Ini bukan pakaian untuk para pejuang yang ingin berperang dengan Israel. Ini adalah pakaian yang dikenakan orang untuk pergi ke laut dan bepergian. Warga Gaza mencintai kehidupan," kenangnya.
"Mereka mengklaim ada aktivitas teroris di dalam gedung. Ini gedung 15 lantai (termasuk basement). Kalau di kantor seluas 50 atau 70 meter persegi ada aktivitas terorisme, apakah solusinya harus meruntuhkan seluruh gedung?”
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Gencatan Senjata Israel dan Hamas | Lonjakan Kasus Covid-19 Malaysia
Seorang juru bicara IDF mengatakan kepada Insider bahwa serangan itu diperintahkan karena gedung itu "berisi aset militer milik kantor intelijen organisasi teror Hamas.
Menurut IDF, gedung berisi kantor media sipil menjadi tempat organisasi teror Hamas bersembunyi dan digunakan sebagai tameng manusia.
Organisasi teror Hamas, kata dia, sengaja menempatkan target militer di jantung kawasan sipil padat penduduk di Jalur Gaza.
Karena itu sebelum penyerangan, IDF memberikan peringatan dini kepada warga sipil di dalam gedung dan memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk mengungsi dari lokasi.
“Gedung Jalaa menampung intelijen militer Hamas, dan aset militer milik organisasi teror Hamas dan Jihad Islam. Gedung tersebut menampung unit Penelitian dan Pengembangan Hamas, yang antara lain bertanggung jawab atas kegiatan teror yang dilakukan terhadap Negara. Israel.”
“Unit Litbang terdiri dari ahli yang merupakan aset unik bagi organisasi teroris Hamas. Unit itu mengoperasikan peralatan teknologi Hamas yang paling berharga untuk melawan Israel. Seperti untuk menyabotase dan mengganggu tindakan IDF dan warga sipil di daerah yang berbatasan dengan Jalur Gaza."
Baca juga: Israel: Menara Perkantoran yang Dibom Bukan Pusat Media Internasional, tetapi Markas Besar Hamas
Presiden dan CEO AP Gary Pruitt kemudian berkata, "Kami tidak memiliki indikasi kehadiran Hamas di dalam gedung."
Menurutnya, AP juga tidak mendapat peringatan tentang kemungkinan kehadiran kelompok itu sebelum serangan udara. Padahal hal itu adalah sesuatu yang harus diperiksa sebaik mungkin oleh media.
"Kami tidak tahu apa bukti yang ditunjukkan Israel, dan kami ingin tahu."
"Seandainya kami melihat informasi kredibel bahwa jurnalis kami berisiko atau kemampuan kami untuk melaporkan berita secara akurat dan adil telah dikompromikan, kami akan mengambil tindakan untuk mengatasi situasi tersebut. Kami tidak akan pernah secara sadar membahayakan jurnalis kami," tegas Pruitt.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.