BEIRUT, KOMPAS.com - Direktur baru Pelabuhan Beirut mengatakan, masih ada 52 kontainer berisi zat asam berbahaya di pelabuhan itu, dan sebuah perusahaan Jerman sedang berupaya untuk memindahkannya dari sana, demikian dilaporkan harian pan-Arab Asharq Al Awsat pada Minggu (3/1/2021).
Perusahaan Jerman, Combi Lift, mengemas delapan jenis asam yang berbeda itu dengan baik dan akan memastikan pengirimannya sesuai dengan standar Eropa, menurut Asharq Al Awsat mengutip direktur baru pelabuhan tersebut, Bassem Al Kaissi.
Langkah itu dilakukan menyusul laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Lebanon dan Jerman, mengenai keberadaan zat asam di pelabuhan tersebut.
Baca juga: Ledakan Lagi di Lebanon, Gudang Tabung Gas Meledak Lukai 10 Orang
Kaissi mengaitkan keberadaan asam di Pelabuhan Beirut dengan kelalaian dan panjangnya prosedur administrasi yang diperlukan, untuk menghancurkan atau mengekspor kembali zat berbahaya itu.
Dia mengatakan, tentara Lebanon telah memeriksa 725 dari 10.000 kontainer yang ada di pelabuhan tersebut dalam waktu sekitar sepekan, demikian dilaporkan Xinhua.
Dua ledakan besar mengguncang Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, menewaskan sekitar 200 orang, melukai sedikitnya 6.000 lainnya dan menyebabkan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Bencana itu cukup luas menghancurkan wilayah ibu kota Lebanon.
Investigasi menunjukkan sekitar 500 ton amonium nitrat yang tersisa di pelabuhan tersebut sebagai penyebab ledakan itu, seperti yang dinyatakan oleh Pelaksana Tugas Perdana Menteri Hassan Diab bulan lalu.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.