Pernyataan bersama setelah pembicaraan di Osaka, Jepang, mengecam penghancuran yang dilakukan Rusia setelah negara itu keluar dari perjanjian jalur aman ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam.
Tanpa menyebut nama negara mana pun, G7 juga mengecam tindakan yang mempersenjatai ketergantungan ekonomi dan sangat prihatin atas pengendalian ekspor mineral-mineral penting baru-baru ini.
Sementara itu, China dituduh memanfaatkan pembatasan perdagangan untuk menekan negara lain secara politik, dan belakangan ini membatasi ekspor jenis grafit tertentu yang merupakan kunci pembuatan baterai kendaraan listrik.
Beberapa hari sebelumnya, Amerika Serikat membatasi arus keluar microchip berteknologi tinggi untuk memperlambat perkembangan China di bidang kecerdasan buatan (AI).
G7 kemudian merujuk ke larangan China dan Rusia terhadap impor makanan laut dari Jepang sejak "Negeri Sakura" membuang air limbah olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut.
Menurut pernyataan G7, pembatasan apa pun harus berbasis ilmu pengetahuan dan hanya diterapkan sesuai WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) dan aturan internasional lainnya.
G7 terdiri dari Jepang yang saat ini menjadi ketua, kemudian Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat, serta Uni Eropa.
Rusia sempat masuk grup ini sehingga bernama G8 sampai 2014.
Kantor berita AFP melaporkan, pertemuan G7 di Osaka juga melibatkan perwakilan dari negara-negara lain termasuk India, Australia, Chile, Kenya dan Indonesia, lalu ada organisasi internasional serta sektor swasta.
/global/read/2023/10/29/235800370/g7-kecam-rusia-atas-penghancuran-infrastruktur-ekspor-biji-bijian-ukraina