Seperti diketahui, Rusia mencabut partisipasinya dalam kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam mulai Senin (17/7/2023).
Kesepakatan yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Turkiye pada Juli 2022 itu bertujuan agar biji-bijian Ukraina dapat diekspor dengan aman.
Dalam siaran pers yang diterima 优游国际.com, Kedubes Ukraina di Jakarta menyebutkan bahwa lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia bergantung pada suplai biji-bijian dari Ukraina, terutama untuk ketahanan pangan di Asia dan Afrika.
Oleh karena itu Ukraina memperingatkan, keluarnya Rusia membuat jutaan orang di seluruh dunia terancam kelaparan dan dapat memicu kenaikan harga pangan.
"Ini bagian dari strategi Rusia untuk sengaja menimbulkan ketidakstabilan di negara-negara Asia dan Afrika," tulis Kedubes Ukraina.
"Teroris Rusia ingin krisis pangan akut memicu kerusuhan sosial, migrasi, dan krisis politik," lanjutnya.
Ukraina mengeklaim, sekitar dua pertiga jumlah ekspor biji-bijiannya dikirim ke negara-negara paling rawan ketahanan pangan seperti di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Orang-orang yang paling membutuhkan terutama di Somalia, Ethiopia, Sudan, dan Yaman.
Tahun lalu saat kesepakatan ekspor pertama dibuka, harga biji-bijian di seluruh dunia langsung turun.
Hal itu berlanjut tahun 2023, contohnya pada Juni harga biji-bijian 23,4 persen lebih rendah daripada Maret 2022 ketika Rusia mulai memblokade pelabuhan ekspor Ukraina.
Ukraina juga membuat program kemanusiaan Grain from Ukraine (Biji-bijian dari Ukraina) yang diinisiasi Presiden Volodymyr Zelensky, untuk menyediakan biji-bijian gratis bagi orang-orang paling membutuhkan di dunia terutama d Afrika.
"Kami mengumpulkan 34 negara donor yang membantu mendanai program dan menyelamatkan orang-orang dari ancaman kelaparan".
Pertama adalah kesepakatan yang ditandatangani PBB, Turkiye, dan Rusia, lalu yang kedua diteken oleh PBB, Turkiye, dan Ukraina.
Rusia hanya membatalkan perjanjian di pihaknya, sedangkan Ukraina akan tetap melanjutkan kesepakatan.
Ukraina kemudian mengirim propisal resmi kepada Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menjalankan kesepakatan ekspor biji-bijian dalam format trilateral.
"Kami tidak akan membiarkan Rusia menggunakan makanan sebagai senjata. Dengan demikian, kami membutuhkan tindakan yang kuat dan nyata," tulis Kedubes Ukraina di RI.
Ukraina juga meminta negara-negara anggota PBB mendukung upayanya, mulai dari Maroko hingga China, serta Indonesia sampai Lebanon.
Alasan Rusia keluar dari kesepakatan
Menurut Rusia, selama berbulan-bulan persyaratan mereka untuk perpanjangan ekspor biji-bijian belum terpenuhi.
Moskwa sejak lama mengeluhkan adanya hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk mereka, kemudian mengajukan serangkaian tuntutan tetapi menurutnya belum dipenuhi.
Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa keputusan Rusia tidak terkait serangan di jembatan penghubung Rusia dengan Crimea.
/global/read/2023/07/23/102900770/rusia-keluar-dari-kesepakatan-ekspor-biji-bijian-ukraina-paparkan