Seorang tentara mabuk menewaskan delapan penumpang dan melukai tujuh orang di atas kapal di Danau Tanganyika, kata administrator wilayah Fizi provinsi Kivu Selatan Aime Kawaya Mutipula kepada AFP.
“Di antara para korban, semuanya warga sipil, laki-laki, perempuan, dan anak-anak,” ujarnya.
Juru bicara militer setempat Marc Elongo mengatakan, tentara bernama Lukusa Kabamba itu kemudian digantung oleh warga yang marah, kemudian ditangkap sebelum terancam tewas dihakimi massa.
Koordinator kelompok masyarakat sipil lokal Andre Byadunia sebelumnya mengatakan, tentara itu telah dikurung dan mendesak pihak berwenang untuk mengadilinya dan menghukumnya.
Sehari sebelumnya pada Minggu (17/4/2022), tentara lain menembak mati pengawal seorang kolonel lalu membunuh kolonel dan lima warga sipil di Bambu, wilayah Djugu, lapor pemerintah setempat di provinsi Ituri.
Desa itu pada Minggu pagi dilanda penembakan dan warga mengira itu adalah serangan, kata pejabat setempat Claude Mateso.
Namun, dia menjelaskan, penembak adalah tentara yang dilucuti oleh rekan-rekannya pada malam sebelumnya karena mabuk.
Tentara itu mengambil kembali senjatanya dan akhirnya ditembak mati oleh tentara lain yang mengejar.
"Ini kasus yang terisolasi dan kami sangat mengecamnya," kata Letnan Jules Ngongo juru bicara militer untuk Ituri.
"Kami sedang menunggu untuk mengetahui alasan sebenarnya di balik tindakan yang tidak bertanggung jawab dan kriminal ini," tambahnya.
Sementara itu di Kivu Utara yang berdekatan, enam orang terluka akibat granat yang dilemparkan ke kerumunan oleh tentara yang mencoba menangkap seorang pemuda di desa Kisovu, wilayah Masi, kata sekretaris administrasi lokal Ngendahimana Eugene Gishoma.
Ketiga provinsi di bagian timur Republik Demokratik Kongo dilanda kekerasan yang terkait dengan berbagai kelompok bersenjata selama 25 tahun terakhir.
Pemerintah telah menempatkan Ituri dan Kivu Utara di bawah keadaan pengepungan sejak Mei 2021, tetapi pasukan keamanan gagal memulihkan perdamaian.
/global/read/2022/04/19/093252070/2-tentara-mabuk-tembak-dan-tewaskan-15-orang-nyaris-mati-digantung-warga