MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan membahas situasi di Afghanistan melalui sambungan telepon.
Kantor kepresidenan Rusia, Kremlin, menyebutkan bahwa kedua pemimpin tersebut sepakat memperkuat koordinasi bilateral mengenai masalah Afghanistan.
Kremlin menuturkan, prioritas Putin adalah upaya kontra-terorisme dan menangani perdagangan narkoba sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (20/8/2021).
Di sisi lain, Erdogan menyuarakan harapannya agar transisi kekuasaan di Afghanistan tidak merembet pada kekerasan dan berjalan lunak.
Erdogan menuturkan bahwa penting agar Taliban tidak mengulangi kesalahan sebelumnya dan menepati janji mereka dengan pendekatan yang inklusif secara etnik.
"Pemerintah baru yang akan dibentuk di Afghanistan harus inklusif dan mewakili keragaman rakyat Afghanistan," kata Erdogan kepada Putin.
Pada Rabu (18/8/2021), Erdogan mengatakan bahwa Turki masih bertujuan untuk menjaga keamanan di bandara Kabul meski Taliban sudah menguasai kota tersebut.
Sejak Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus, ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan memutuskan untuk melarikan diri ke tempat yang aman.
Penaklukkan kelompok itu atas ibu kota menandai kembalinya kekuasaan Taliban atas Afghanistan setelah digulingkan selama 20 tahun akibat diinvasi pasukan AS dan sekutunya pada 2001.
Sementara itu, putra seorang tokoh anti-Taliban yang terkenal di Afghanistan menyerukan perlawanan terhadap kelompok garis keras tersebut.
Laki-laki bernama Ahmad Massoud tersebut menyatakan, dia memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan yang efektif.
Ahmad Massoud juga meminta AS untuk memasok senjata dan amunisi kepada para milisinya.
/global/read/2021/08/22/170211170/putin-dan-erdogan-bahas-situasi-afghanistan-sepakat-perkuat-koordinasi